[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="...pulas dan tentram...(Google.pic)"][/caption] Tidur ternyata tak sekedar menutup mata, mengendurkan ketegangan syaraf dan mendengkur (konon ini fenomena khusus bagi penderita gangguan pernapasan) lantas bermimpi (buruk kalau sedang stress, indah bila kita tengah optimis atau berbunga-bunga menjelang tidur) atau meluncur pulas begitu saja bak jalan tol (inilah katanya yang disebut high quality sleep).
Ada tiga jenis tidur, menurut Ibnu Amr, yang meliputi khalqun (tidurnya orang terpuji), kharqun (tidurnya pendusta),dan humqun (tidurnya orang bodoh). Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Thibb an-Nabawi selanjutnya merinci tidurnya orang terpuji adalah tidur sebentar di siang hari (hajirah/qailulah) sebagaimana dilakukan oleh Rasul Saw. Tidur pendusta dilakukan waktu Dhuha dengan mengabaikan ibadah dan meninggalkan urusan mencari nafkah. Sedangkan tidur orang bodoh adalah tidur setelah shalat Ashar karena dikuatirkan dapat memicu emosi negatif hingga yang bersangkutan menjadi linglung dan mencaci diri sendiri.
Berkaitan dengan tidur ini, telah sampai kepada Nabi Saw tentang keadaan seorang lelaki yang,”Dia (lelaki itu) selalu tidur sampai pagi, tidak melaksanakan shalat (Subuh). Maka Nabi Saw bersabda,’Setan mengencingi telinganya.’ “(HR Muttafaqun’alaihi).
Setan inimemang ‘kagak ade matinye’ kalau berurusan dengan soal menjerumuskan atau mengecoh manusia, jadi tak usah heran kalau perkara tidur pun tidak sepi dari campur tangannya. [caption id="" align="alignright" width="375" caption="...tidur ternyata memiliki kode etik tertentu...(Google.pic)"][/caption] Abu Hurairah r.a. menuturkan bahwa Rasul Saw pernah bersabda,’Setan mengikat tengkuk kepala kamu saat tidur sebanyak tiga ikatan. Pada setiap ikatan setan menuliskan ‘Tetaplah kamu dalam malam yang panjang, maka tidurlah (terus)’. Jika yang bersangkutan bangun dan berdzikir (membaca doa bangun tidur), maka terurailah satu ikatan. Jika dia berwudhu, maka terbuka lagi satu ikatan. Kemudian jika dia menegakkan shalat, maka terlepaslah seluruh ikatan. Jadilah dia seorang yang rajin dan berjiwa baik. Tapi jika tidak, tercatalah dia sebagai pemalas berakhlak buruk.’ (dikutip dari Muhammad Yunus bin Abdullah As-Sattar dalam kitab Ainal Khasyi’una Fis Salati).
Tidur idealnya diawali dengan berwudhu sebagaimana diriwayatkan pula oleh Abu Hurairah r.a dalam kutipan hadis berikut ini :
‘Siapa tidur dalam keadaan berwudhu dan mengenakan selimut yang suci (dari hadas/najis), maka malaikat akan menemaninya dan tiada terbangun di waktu malam melainkan malaikat itu berdoa,”Ya Allah. Ampuni hambaMu ini, karena ia tidur dalam keadaan suci.” ‘ (dikutip dari Abullaits Assamarqandi dalam kitab Tanbihul Ghafilin I).
Selanjutnya wirid-wirid ringan dari mulai ‘bismika allahumma ahyaa wa bismika amuut’ yang telah kita hafal sejak SD itu lalu disambung dengan istighfar, shalawat, dan wirid Fatimah (Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 34x). Dengan demikian mudah-mudahan tidur kita tak hanya sekedar ritual regenerasi sel-sel tubuh yang rusak, namun juga masuk dalam kategori ibadah di sisi Rabb Azza wa Jalla.
[caption id="" align="aligncenter" width="370" caption="...tidur pun bisa bernilai spiritual... (google.pic)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H