Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

TV : Mesin Pembunuh Otak Kiri

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kiat gampang mengasuh anak-anak zaman sekarang adalah dengan mendudukkan mereka di depan televisi, berikan remote control, dan camilan padat karbohidrat-gula-lemak. Dijamin mereka bakal betah duduk manis selama berjam-jam serta kian gemuk dari hari ke hari.

Tapi, selain gelombang elektromagnetik yang dipancarkan layar televisi dikuatirkan dapat merusak kemampuan penglihatan bila ditonton terlalu dekat, ada hal lain yang perlu diwaspadai dari aktivitas rutin ini.

Otak pikir (neurocortex / thought brain) membutuhkan waktu 5-6 detik untuk memproses stimulus gambar yang diterima secara sempurna agar dapat menghasilkan respon tubuh yang tepat, sementara itu pergantian gambar di televisi terutama pada tayangan iklan cenderung lebih cepat dari itu. Pada kasus terakhir yang sering terjadi adalah otak primitif (action brain) yang berfungsi mengendalikan gerak tubuh dan otak limbik yang berfungsi mengatur emosi pro – kontra terhadap sebuah kejadian, nyata ataupun tidak, dipaksa untuk memberikan respon ala kadarnya berupa pelepasan hormone serta zat kimia ke seluruh tubuh.

Jantung yang berdegup kian cepat dan naiknya tekanan darah saat menyaksikan tayangan yang menegangkan adalah contoh respon tidak optimal tubuh sebagai akibat tidak sempurnanya otak pikir memproses stimulus gambar. Tidak adanya sinkronisasi antara dinamika psikologis di dalam diri dengan gerak anggota badan dapat memicu kondisi stress atau kecemasan kronis. Hal terakhir inilah yang kemudian dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan otak kiri.

Otak kiri memiliki tugas untuk berpikir secara analitis dan menyusun argumen logis langkah demi langkah. Selain itu otak kiripun bertanggungjawab menganalisa suara dan makna bahasa serta mengelola ketrampilan otot halus. Gangguan pertumbuhan otak kiri dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan membaca, menulis, dan bicara anak padahal ketiga unsur tersebut merupakan faktor penentu kualitas kecerdasan anak.

Para ahli juga mensinyalir bahwa tayangan televisi berpotensi membius fungsi-fungsi otak pikir hingga tidak mampu bekerja optimal, merusak keseimbangan dan interaksi antara belahan otak kiri dengan otak kanan. Ketimpangan inilah yang di kemudian hari ditengarai akan memicu kesulitan berkonsentrasi dan belajar pada anak-anak. Hasilnya mereka akan tumbuh menjadi individu-individu dewasa yang bermental tanggung dan gampang menyerah saat menghadapi kesulitan hidup. Ketidakmampuan fokus pada suatu masalah akan menyulitkan mereka mencari jalan ke luar dari permasalahan tersebut, akibatnya mereka cenderung memutuskan untuk berpindah ke hal-hal lain dan mengulang siklus yang sama.

Pertumbuhan otak kiri yang terhenti sebelum waktunya akibat stimulus tayangan televisi yang berlebihan dalam jangka panjang berpotensi mendongkrak tingkat pengangguran di masa depan karena mayoritas pekerjaan menuntut tanggungjawab yang memastikannya ditangani secara tuntas.

Aktivitas menonton televisi yang berlebihan juga akan memangkas waktu bermain anak-anak dengan teman-teman sebaya yang merupakan modal bagi pertumbuhan kemampuan berinteraksi sosial dan penentu kualitas keberadaannya di tengah masyarakat kelak. Interaksi dengan orang-orang di sekitarnya sangat diperlukan agar anak dapat menumbuhkan potensi empati yang ada di dalam dirinya.

Tayangan tentang berbagai musibah atau bencana di televisi hendaknya tidak terhenti pada tersentuhnya hati namun juga mampu menggerakkan otak para pemirsanya untuk merumuskan tindakan-tindakan nyata dalam upaya meringankan penderitaan sesama. Hal ini mustahil terjadi bila indra penglihatan dan pendengaran terus menerus dijejali stimulus gambaran penderitaan tanpa jeda sama sekali bagi otak kiri untuk memprosesnya secara utuh. Berikan waktu bagi otak kiri untuk mencerna stimulus yang diberikan dan matikan beberapa jam televisi Anda setiap harinya untuk memastikan hal tersebut,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline