Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Krisis Kepemimpinan dan Semrawutnya Lalulintas Indonesia

Diperbarui: 10 Juli 2016   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemimpin lemah membuat dinamika lalulintas jadi tak terkendali (dok WS)

Semrawutnya kondisi lalulintas dan jalanan di Indonesia,menurut Ir Gandhi Harahap,M.Eng; adalah akibat lemahnya kepemimpinan nasional,” Banyak kebijakan bagus di tataran eksekutif tinggi namun akhirnya tak bisa diaplikasikan oleh para pelaksana di lapangan karena mental ‘ujung-ujungnya duit’ dari para birokrat level yang lebih rendah.” Tegas figur yang menduduki posisi Kepala Bidang Teknik Lalulintas & Transportasi Pusjatan PU periode 1985-1995 dan Direktur Jendral Bina Marga ( 1999 – 2001) ini.

Figur pemimpin yang tidak tegas, menurut Gandhi dalam sebuah wawancara di Kantor Bina Marga Jakarta beberapa waktu lalu,  membuat para bawahan sampai ke level dasar berani berbuat seenaknya mengorbankan kepentingan masyarakat luas demi kemakmuran diri sendiri. Kualitas infrastruktur jalan nasional saat ini yang mayoritas berada dalam tataran ‘keburu rusak sebelum sempat dipelihara’ mencerminkan hal tersebut. Pemakaian bahan-bahan bermutu rendah yang tak sesuai persyaratan teknis akibat terlalu banyak upeti ‘siluman’ yang harus dibayar oleh para pembangun jalan melahirkan banyak jaringan jalan yang sekedar mulus sampai akhir pengerjaan proyek saja.

Gandhi juga menengarai buruknya kualitas jalan, yang kemudian berpengaruh pada rendahnya tingkat keselamatan jalan, ada kaitannya dengan fakta bahwa jalan-jalan utama di Indonesia, terutama di Jawa, mayoritas merupakan produk warisan pemerintah kolonial Belanda ratusan tahun silam,”Selain jalan tol atau jalan kabupaten/kota, mana ada pembangunan jalan baru.” Ungkapnya.

Selain faktor kualitas jalan, banyaknya kecelakaan lalulintas yang terjadi di Indonesia juga dipicu oleh tidak berfungsinya sistem transportasi massal; lalulintas yang semrawut akibat terjadinya tumpah-tindih fungsi jalan arteri, jalan lokal, jalan kolektor, dan jalan lingkungan; ditambah proses pembangunan jalan yang terkesan sekedar menambal lubang-lubang atau kerusakan yang timbul adalah bagian dari hal yang harus dikoreksi. Bila hal tersebut tidak segera dibenahi, maka bisa dipastikan tingkat keselamatan jalan di Indonesia takkan bergeser dari posisi sekarang dengan peringkat bintang dua dalam skala maksimal bintang lima standar keselamatan jalan internasional yang mengindikasikan sangat tingginya tingkat kecelakaan lalulintas yang berakibat fatal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline