Yogyakarta- Sosok yang tua renta, namun semangatnya masih sangat tinggi dalam berjualan kopi di malioboro. Inilah yang harus menjadi contoh untuk anak muda yang hanya menghabiskan sepanjang waktu nya bermain Game Online sepanjang waktu.
"ini saya mas ya kalo tidak berjualan kopi, mau makan apa saya. Apalagi saya kepala keluarga harus menafkahi anak istri saya. Dan setiap bulan nya harus bayar kos juga. Ya kalo diam di rumah saja ya anak istri saya mau makan apa mas," kata bpk sujiyo, dalam wawancara ekslusif di malioboro, selasa (14/12/2021).
Bapak sujiyo kemudian bercerita, ya mas karena pandemic ini pembeli jadi berkurang, biasa 100 ribu itu muda tapi karena pandemic sekarang 50 Ribu itupun hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Bapak sujiyo memulai berjualan dari jam 06 sore sampai jam 11 malam dengan berjalan kaki dari tempat kediaman nya, Pacisan yang tidak jauh dari malioboro. Dengan membopong sebongkah termos yang berisikan air panas yang digunakan untuk menyeduh kopi pembeli serta setumpuk kopi yang di letakkan di keranjang sehingga mudah di angkat Ketika berjualan nantinya. Terlihat kakinya yang masih kuat untuk berjalan berputar-putar mengelilingi jalan malioboro yang berharap ada yang membeli Minuman kopinya. Terkadang dia ber istrahat di batu Bundar yang digunakan oleh pengunjung untuk duduk sembari menjajahkan setumpuk keranjang kopi yang dijajahkanya. Terkadang pengunjung langsung menghampiri bapak sujito untuk membeli kopi yang di jualnya. Dengan harga 5 ribu/gelas kita sudah bisa mendapatkan 1 gelas kopi panas untuk menghangatkan tubuh dari dinginya angin malam yang ada di malioboro.
Dengan beralaskan sendal jepit dan celana hitam serta bungkusan Rompi biru (seragam komunitas pedagang Asongan malioboro) Dia sudah bisa melaprakkan jualan kopinya karena menurutnya, "tanpa memakai rompi biru tersebut, tidak bisa menjajahkan jualan-nya di malioboro.
"ini baju seragam biru, klo tidak pakai ini ya tidak bisa menjual," tutur bapak sujiyo.
Ketika waktu sholat pun tiba, pak sujito tidak lupa menyisihkan waktu nya untuk sholat di masjid sekaligus meluruskan tubuh yang sudah membungkuk ini. Tak lupa pula memanjatkan Doa agar selalu diberikan Rezeki yang melimpah serta umur yang Panjang.
"Ya kalau sudah azan berkumandang saya sekalian sholat mas, sekaligus istrahat sejenak di masjid," Tutur bpk Sujiyo.
Pak sujiyo sudah berjualan sejak 2018, sekitar 3 tahun yang lalu. Sebelum berjualan kopi dia sempat bekerja di proyek namun karena kondisi badan yang sudah tidak kuat lagi akhirnya dia mendaftar sebagai komunitas Asongan Malioboro. Dan memilih berjualan kopi di malioboro.
"saya awal modal saya ya 300 ribu saja mas, yang penting modal nekat mas. Saya ya asli sini mas, kaluau orang luar mungkin tidak berani mas," tutur bpk sujiyo.
Dengan modal nekat ini lah akhirnya bapak sujito masih tetap semangat bahkan meskipun pandemic melanda dia masih bersemangat menjualkan dagangan nya di malioboro. Meskipun mengalami kesusahan dengan berkurang nya jumlah pembeli setiap harinya.