[caption id="attachment_82152" align="aligncenter" width="422" caption="**google**"][/caption]
Hancur sudah harapan jeng pemi tuk bersanding dengan mas hans. Dua hari yang lalu dengan kejamnya mas hans melontarkan jawaban yang sungguh tak terduga olehnya. FINISH !!! Jawaban singkat itu bak petir di siang bolong bagi jeng pemi.
Tak menyangka umpan yang di lemparkannya ternyata menggigit dirinya sendiri. Berbagai pertanyaan muncul di hatinya, salahkah keinginannya untuk minta segera di pinang oleh mas hans, salahkah jika dia meminta ketegasan sikap dari kekasihnya itu, salahkah jika ia cemburu pada gadis gadis lainnya di Rangkat yang memang sangat menggoda, bukankah usia mereka sudah cukup matang untuk masuk ke jenjang yang selanjutnya bukan hanya terus menerus berpacaran bak remaja. Dan bukankah selama ini dukungan dari seluruh warga sudah sangat jelas untuk hubungan mereka. Hidup seadanya pun jeng pemi sudah siap asalkan bersama mas hans tercintanya. Apalagi yang kurang? Entahlah...
Yang pasti jawaban itu sudah terlontar. F.I.N.I.S.H !!! Jangan tanyakan sakitnya hati jeng pemi mendengar kata itu, Andaikan petir di siang bolong itu bukanlah sekedar metafora belaka ingin rasanya dirinya tersambar oleh petir itu. Tapi untunglah itu hanya sekedar metafora belaka, hehe...
*****
Mas hans.... mengapa... mengapa mas... mengapa... mengapa jadi begini..... aahhh!!! sreettt!!! di sobeknya kertas surat itu.Tak sanggup Jeng pemi menuliskan kesedihannya dalam sebuah coretan, yang ada hanya pertanyaan mengapa, mengapa dan mengapa. Sesuatu yang rasanya tak perlu lagi di pertanyakan, karena toh jawabannya sudah jelas. Rasanya memang dirinya harus segera melupakan kisah cintanya dengan hansip Rangkat itu.
Mencari cinta baru? Hmm... Ide yang baik, kemarin dia membaca sebuah artikel di internet yang bilang bahwa kalau obat putus cinta paling mujarab adalah segera mencari cinta yang baru. Tapi semudah itukah? Mungkin buat cinta yang baru tumbuh tidaklah sulit untuk segera mencari cinta cinta yang lainnya, tapi cinta antara dirinya dan mas hans... Tidaklah semudah itu.Terbayang semua kenangan indahnya bersama hansip Rangkat itu, dari sekedar saling mengangumi profesi masing masing, lalu pergi seminar bersama, sms sms mesra, surat surat cinta, foto foto mesra mereka berdua, sampai candle light dinner yang nyaris berakhir pada acara belah duren. Masih banyak pula janji yang belum tuntas, ikrar sehidup semati, senasib sepenanggungan sampai janji bersama untuk mengejar episode ' aku mau sekolahnya' juragan. Aaaah, mengingat semua itu hanya menambah pilu hati jeng pemi.
Dan perlahan kembali dia menuliskan sesuatu di kertas yang baru.... Mas hans... Teganya dirimu, aku masih cinta bahkan makin cinta..... huhuhuhuhu.... dan kertas itupun basah seketika oleh airmata kesedihan cinta jeng pemi....
******