Lihat ke Halaman Asli

Sabrina Ayumetias

Sarjana 1 - Sastra Indonesia - Universitas Pakuan Bogor

Dinamika Kepribadian Anak Muda dalam Menghadapi Tantangan Global Saat Ini

Diperbarui: 13 Januari 2024   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Sabrina Ayumetias

DINAMIKA KEPRIBADIAN ANAK MUDA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL SAAT INI

Pada perkembangan jaman yang semakin maju dan berubah – ubah, apalagi dengan adanya teknologi yang semakin canggih banyak kalangan masyarakat terutama anak muda yang mengambil alih peran dalam membangun hubungan sosial melalui platform media yang bersifat dinamis. Dalam hal ini, dirumuskan menjadi kelas sosial, mengapa demikian? Karena, pada dasarnya masyarakat terbagi menjadi dua peran, yaitu individu dan kelompok.

Tantangan global saat ini mencakup 3 poin, yaitu sebagai berikut :

  • Ketidaksetaraan Ekonomi
  • Hilangnya Identitas Budaya Lokal
  • Masalah Lingkungan

Pada tiga poin di atas akan dibahas, mari simak penjelasannya di bawah ini.

Pertama, Ketidaksetaraan Ekonomi yang dimaksud adalah terjadinya perbedaan pendapat, pengeluaran lebih besar dibanding pendapatan, menaiknya angka pengangguran, dan sempitnya lapang kerja. Ini menjadi pokok utama dalam permasalahan sosial, khususnya anak muda yang tidak memiliki akses untuk menyelesaikan permasalahan dan berujung membuat kesalahan baru. Harga atau nilai produksi yang semakin besar, dan perkembangan tren yang menjadi daya tarik anak muda sekarang yang tidak ingin ketinggalan jaman. Yang menyebabkan permasalahan ekonomi ini ialah terjadinya transaksi ilegal seperti pinjaman uang secara online, perputaran uang yang ilegal (judi online), serta penipuan.

Dalam Teori Hierarki yang dikembangkan oleh ahli psikologi Abraham H. Maslow (1908-1970) menjelaskan bahwa “Ada kebutuhan yang menjadi prioritas sebagai dasar untuk dapat memenuhi kebutuhan yang lain, ada pula kebutuhan yang tidak mendesak”. Banyak kalangan anak muda yang hanya mementingkan ego untuk mendapatkan kenyamanan, perhatian, dan ketenaran.

Kedua, Hilangnya Identitas Budaya Lokal yang dimaksud ialah terjadinya krisis identitas yang terjadi dikalangan masyarakat khususnya anak muda, ini merupakan faktor kedua yang menjadi pemicu terjadinya hilangnya identitas budaya lokal. Lalu,apa yang menjadi pemicu terjadinya krisis identitas itu?. Ada beberapa pemicu hilangnya identitas ialah penggunaan bahasa asing tidak berdasarkan kegunaan dan fungsinya. Kalangan masyarakat dan anak muda menilai bahwa budaya lokal dianggap kuno dan ada beberapa yang meninggalkan sejarah budaya lokal lalu, beralih untuk mengikuti ketenaran budaya negara luar.

Ketiga, Masalah Lingkungan merupakan fenomena yang sering terjadi dikalangan masyarakat dan anak muda. Kekuatan teknologi dan media sosial menjadi faktor utama timbulnya masalah sosial atau konflik sosial, contoh kasus yang terjadi dalam permasalahan ini, ialah  unggahan suatu isu di sosial media yang menimbulkan komentar pro kontra, masalah lingkungan keluarga, isu selebriti, politik, agama, ras, dan suku dari berbagai budaya. Pada dasarnya kekuatan jejak digital yang tergambar dalam media sosial juga menjadi faktor penting dalam masalah lingkungan.

Jadi, pada tiga poin di atas sangat penting untuk anak muda dalam menghadapi tantangan global. Solusi untuk menghadapi tantangan global tersebut, ialah mencintai dan mengembangkan produk lokal, upaya ini juga membantu meningkatkan ekonomi  dan juga pelaku ukm lokal yang ada di Indonesia. Mengurangi popularitas budaya asing, kita sebagai anak muda yang sangat berperan penting dalam menghadapi tantangan global harus bisa menyaring budaya asing dan tetap mempertahankan serta mengembangkan budaya lokal. Memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan untuk menciptakan suatu informasi yang bermanfaat, mengapa demikian? Karena masih banyak anak-anak yang masih berusia dini sudah bisa mengakses media sosial dan sebagian tanpa pengawasan orangtua, maka peran kita sebagai anak muda mampu menyaring unggahan-unggahan yang dapat memberi edukasi bagi kalangan anak-anak yang berusia di bawah umur 17 tahun. Terakhir dalam upaya untuk menghadapi tantangan global adalah membangun relasi forum internasional dan melakukan kerja sama antar negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline