Lihat ke Halaman Asli

Malam Mengerikan

Diperbarui: 15 Oktober 2024   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography


Suara jangkrik terdengar semakin nyaring saat matahari mulai tenggelam di balik gunung. Di sebuah desa terpencil yang jarang tersentuh kemajuan, berdirilah sebuah rumah tua milik Pak Dukun. Rumah itu terkenal bukan hanya karena keahliannya menyembuhkan penyakit dengan ramuan aneh, tapi juga karena banyaknya kisah mistis yang menyelimutinya.

Malam itu, tiga sahabat---Budi, Susi, dan Anto---memutuskan untuk menguji nyali mereka. "Masa iya sih, rumah Pak Dukun itu angker? Ah, pasti cuma rumor!" kata Anto, si paling berani di antara mereka. Susi yang lebih mudah takut hanya bisa menggigil membayangkan apa yang akan terjadi, sementara Budi sibuk mengambil foto-foto sekitar rumah dengan ponselnya.

Setelah memastikan Pak Dukun tidak ada di rumah---karena sedang pergi ke kota---mereka pun masuk dengan tenang. Lampu temaram dari senter ponsel mereka menambah nuansa horor, sementara suara pintu kayu yang berderit saat dibuka semakin menegangkan suasana.

Tiba-tiba, suara keras terdengar dari dapur. "BRAK!" Susi langsung menjerit, "Aaaah! Setan!" Anto, yang tadi sok berani, malah lari duluan sambil berteriak, "Setannya di dapur! Lariiii!"

Budi, yang masih setengah kaget, segera mengejar kedua temannya. Namun, saat melewati dapur, ia tak sengaja melihat seekor kucing hitam tengah memanjat meja dapur. Kucing itu menatap Budi dengan tatapan seolah berkata, "Gangguin gue makan, nih?"

Dengan napas terengah, Budi keluar rumah sambil tertawa. "Gara-gara kucing doang!" ujarnya, sambil memegangi perut yang sakit karena tertawa. Anto dan Susi yang masih terengah-engah menatap Budi dengan penuh kebingungan.

Namun, sebelum mereka bisa melanjutkan obrolan, suara seretan kaki terdengar dari dalam rumah. Perlahan, mereka berbalik, dan melihat bayangan seseorang di jendela rumah. "Lho, itu siapa?!" tanya Susi dengan suara gemetar.

Anto yang mulai panik menarik tangan teman-temannya, "Udah lah, udah lah! Kita kabur aja! Siapa tahu itu beneran setan!" Tanpa berpikir panjang, mereka bertiga langsung lari sekencang-kencangnya.

Sampai di ujung jalan, mereka berhenti untuk mengambil napas. Tapi, di tengah tawa mereka yang mulai lega, seorang lelaki tua dengan baju dukun dan tongkat di tangan tiba-tiba muncul dari balik pohon. "Kalian ngapain di rumah saya?"

Dengan wajah pucat pasi, mereka bertiga hanya bisa mematung. Pak Dukun tersenyum tipis, lalu berkata, "Kalian nggak lihat kucing hitam saya di sana, kan? Kasihan dia, pasti terganggu sama kehadiran kalian."

Dan dengan tawa seramnya, Pak Dukun berbalik kembali ke arah rumah. "Jangan balik lagi kalau nggak mau jadi ramuan saya berikutnya, ya," ucapnya pelan namun jelas terdengar oleh mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline