Lihat ke Halaman Asli

Sabreina Has

Mahasiswi

Apakah Pendidikan Islam Mengabaikan Pengembangan Akal?

Diperbarui: 7 Desember 2022   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adapun Topik yang saya ambil adalah apakah pendidikan Islam mengabaikan pengembangan akal? Saya mengambil topik tersebut karena pendidikan Islam ini mencakup beberapa hal penting yaitu akal, rohani, dan jasmani. Tiga hal penting tersebut merupakan potensi manusia yang sangat penting.

Pendidikan Islam merupakan proses pembentukan seorang manusia untuk menjadi muslim yang sempurna. Muslim yang sempurna itu mencakup akal, rohani, dan jasmani. 

Jika salah satunya tidak ada berarti bukan pendidikan Islam. Selanjutnya, rohani merupakan pendidikan akhlak yang mencakup iman, takwa, dan akhlak mulia. Untuk akal, akal mengembangkan ilmu pengetahuan. Dan jasmani, pendidikan yang peduli terhadap kesehatan jasmani merupakan bagian dari pendidikan Islam.

Ilmu pendidikan Islam merupakan ilmu pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam. Ajaran Islam itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber dari al-Quran, hadist, beserta akal. 

Manusia diarahkan dengan menggunakan akal untuk merenungkan dan memahami al-Quran dan hadist. Murujuk dalil nash, akal dalam Islam merupakan kedudukan yang tinggi dan Allah meninggikan derajat orang yang menggunakan akalnya untuk menuntut ilmu. Contoh seorang guru, guru berkedudukan tinggi bukan karena jabatannya tinggi tetapi karena guru itu mempunyai ilmu. Maka dari itu, akal bagi pendidikan Islam merupakan bagian penting.

Pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan akal manusia agar menjadi manusia yang sempurna menurut Islam. Selain dengan mengembangkan akal, pendidikan Islam juga mengembangkan jasmani yang sehat serta kuat dan rohani yang berkualitas tinggi. Setelah saya menonton video yang mengkaji King Abdul Aziz University di youtube, bahwa sebagai seorang muslim kita harus mementingkan antara ilmu yang berkaitan dengan agama dan ilmu pengetahuan. Jadi antara dua ilmu itu harus seimbang, tentunya dengan menyeimbangkan kedua ilmu itu juga harus menggunakan akal. 

Saya juga mengamati apakah King Abdul Aziz University termasuk pendidikan Islam atau tidak. Menurut saya, King Abdul Aziz University merupakan pendidikan Islam. Saya melihat berdasarkan fakultas-fakultas yang ada. Seperti Fakultas Teknik Nuklir dan Fakultas Teknik Media & Informasi mewakili aspek akal. Kemudian Fakultas Kedokteran dan Keperawatan mewakili aspek jasmani. Selanjutnya Fakultas dan Institut seperti Institut bahasa Arab dan Fakultas Syariah dan Studi Islam mewakili aspek rohani. 

Berdasarkan pengalaman saya, menurut orang awam pendidikan Islam hanyalah mementingkan rohaninya saja. Seperti hanya penting beribadah saja. Padahal akal juga tidak kalah penting bagi pendidikan Islam. Jenis pengetahuan manusia pertama yaitu ilmu pengetahuan lalu selanjutnya filsafat dan mistik. Ilmu pengetahuan memerlukan akal untuk memperoleh riset terhadap objek yang empiris. Terdapat banyak ilmu pengetahuan yang dapat kita temukan jika kita menggunakan akal seperti ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, IPTEK, dan lain-lain.

Jika kita perhatikan, nilai kemanusiaan seseorang banyak bergantung kepada bagaimana seseorang itu memaksimalkan akalnya. Manusia diberikan akal dan derajatnya lebih tinggi daripada makhluk hidup lainnya yang tidak diberi akal. Bahkan yang membedakan manusia dengan malaikat adalah karena manusia mendalami ilmu pengetahuan alam semesta menggunakan akalnya. 

Bagi orang-orang yang berakal, maka akan memandang bahwa Allah merupakan kebenaran dan pengetahuan. Dengan diberikannya akal, manusia dapat mencari dan mengembangkan pengetahuan. Pengetahuan yang sejati merupakan pengetahuan yang dapat membebaskan kita dari keterbelengguan kepicikan dalam sebuah penalaran, kebenaran sejati di dalamnya terkandung kebenaran yang memiliki kuasa transpormatif.

Dengan demikian, mantaplah konsep yang mengatakan bahwa pendidikan Islam tidak mengabaikan pengembangan akal malah menjadikan akal masuk ke dalam visi maupun misi pendidikan Islam. Dengan visi misi ini, tidak saja oleh orang yang mengaku taat beragama, tetapi sekaligus oleh orang-orang yang berilmu pengetahuan, jasmani yang sehat, dan mau memaksimalkan akalnya sebagai bentuk pengabdian terhadap Tuhannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline