Lihat ke Halaman Asli

Simalakama Tambang di Tangan Ormas

Diperbarui: 26 Juli 2024   05:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Seperti yang kita tahu, pemberian izin konsesi pengelolaan tambang oleh pemerintah kepada organisasi masyarakat keagamaan menuai banyak pro kontra ditengah-tengah masyarakat. Sebagian ormas telah menerima dan menyanggupinya, namun sebagian lainnya dengan tegas menolak tawaran tersebut.

Ya, saya rasa persoalan ini punya kompleksitas masalah yang cukup rumit. Seperti halnya buah simalakama yang apapun keputusannya untuk dimakan atau tidak, tetap menimbulkan sejumlah masalah.

Mari kita mulai dari sisi ormas yang memutuskan untuk menerima tawaran pengelolaan tambang. Alasan mereka cukup masuk akal, karena tambang adalah sektor yang punya banyak manfaat dan sekaligus punya beragam masalah yang ditimbulkan.

Padahal kekayaan tambang adalah bagian dari anugrah yang Tuhan berikan untuk dapat dikelola dengan sebaik dan sebermanfaat mungkin. Mereka menyatakan dirinya sebagai 'pahlawan' yang akan menyelamatkan kekayaan tambang dari kepentingan yang tidak seharusnya.

Terlepas dari kerusakan alam yang dapat ditimbulkan, kekayaan tambang tetap penting untuk diselamatkan dan disalurkan kepada jalan yang tepat dan seharusnya. Penyalahgunaan kekayaan tambang adalah kondisi darurat yang harus segara diselamatkan.

Barangkali mereka berpegang teguh pada prinsip kaidah fikih yang menyatakan bahwa "kondisi darurat memperbolehkan sesuatu yang dilarang".

Sebaliknya, ormas yang menolak konsesi tambang, mereka barangkali juga berpegang teguh pada prinsip kaidah fikih yang menyatakan bahwa "Menolak kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarik kemaslahatan".

Mereka menyatakan apapun alasan baik dari menerima konsesi pengelolaan tambang, tidaklah dapat diterima dan tidak sebanding dengan kerusakan alam yang dapat ditimbulkan setelahnya.

Penggalian kekayaan tambang adalah sesuatu yang harus segera dihentikan dan harus segera beralih kepada pemanfaatan kekayaan alam yang lebih berkelanjutan. Sebagaimana titah Tuhan untuk selalu menjaga ekosistem alam dan untuk tidak merusak lingkungan.

Saya melihat kedua belah pihak yang bersebrangan memiliki tujuan baiknya masing-masing. Namun tetap akan menyisakan masalah dari apapun keputusan yang diambilnya.

Pihak ormas yang menerima konsesi tambang mungkin berhasil menyelamatkan kekayaan tambang, tapi sulit untuk menghindari masalah kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline