Lihat ke Halaman Asli

Sabiq Mahfudhoh

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta.

Disrupsi, Analisis Penyebab Kebangkrutan Toys'R'Us dari Sudut Pandang SDM dan Sosiologi

Diperbarui: 14 Oktober 2024   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi yang efektif pada profesionalisme SDM:

Komunikasi yang efektif merupakan proses pertukaran ide, pemikiran, serta informasi yang memastikan pesan disampaikan dengan jelas dan mencapai tujuan yang diinginkan. 

Proses ini melibatkan dua pihak utama, yaitu pengirim (sender) dan penerima (receiver). Pengirim bertugas menyampaikan pesan, sedangkan penerima bertanggung jawab untuk memahami serta menanggapi pesan tersebut. 

Esensi dari komunikasi efektif adalah memastikan bahwa pesan dipahami oleh penerima dengan cara yang diharapkan, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan pesan dapat diterima secara optimal. Komunikasi ini menekankan pada kejelasan, ketepatan, serta relevansi pesan agar kedua belah pihak bisa mencapai kesepahaman.

Studi Kasus: Penutupan Toys"R"Us pada tahun 2017 

Penutupan Toys"R"Us pada tahun 2017 merupakan contoh menarik yang bisa dianalisis dari sudut pandang profesionalisme sumber daya manusia (SDM) dan sosiologis. 

Perusahaan mainan besar ini mengalami kemunduran dan akhirnya mengajukan kebangkrutan akibat ketidakmampuannya beradaptasi dengan perubahan di era digital, terutama dalam memanfaatkan teknologi dan e-commerce. 

Meskipun memiliki nama yang dikenal luas dan jaringan toko yang besar di seluruh dunia, Toys"R"Us terlambat mengintegrasikan strategi digital ke dalam operasi bisnis mereka.

Analisis dari Perspektif Profesionalisme SDM:

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan kinerja Toys"R"Us adalah ketidakmampuan SDM dalam mengantisipasi perkembangan teknologi. Manajemen perusahaan tidak responsif terhadap perubahan tren belanja online yang semakin dominan, seperti yang ditunjukkan oleh platform digital yang lebih ramah pengguna dari Amazon dan Walmart. 

Meskipun perusahaan telah memanfaatkan media sosial, pendekatan ini dinilai terlambat dan tidak cukup untuk mempertahankan daya saing di pasar mainan yang telah berubah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline