Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan penggunaan bahasa Indonesia pada saat sekarang dan zaman dulu

Diperbarui: 27 Juni 2024   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penggunaan bahasa pada saat sekarang ini ada banyak sekali kata maupun kalimat mungkin saja asing bagi kalangan kita/saya disaat kecil tetapi semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak kata yang susah di mengerti oleh beberapa anak-anak maupun remaja. Seperti Contohnya adalah penggunaan mata uang di Indonesia saat ini ada goceng (lima ribu rupiah), gocap (lima puluh rinu rupiah), ceban (sepuluh ribu rupiah). Yang pada zaman dulu penggunaan kata tersebut belum ada bahkan tidak ada yang menciptakan istilah dari mata uang tersebut yang saya ketahui, dan penggunaan kata otw (berangkat/dijalan), gass (ayo), woi (hei/hi), bala (tongkat), dan sebagainya yang mungkin baru dapat di dengar oleh kalangan orang tua yang pada zaman remaja mereka tidak ada kata atau penyebutan tersebut yang di gunakan oleh anak-anak yang memasuki remaja. 

Penggunaan bahasa yang baik dan benar juga dilihat dari segi titik maupun koma. ketika seseorang mengirim pesan melalui handphone (chat), surat, maupun dari buku cacatan seseorang. Penggunaan bahasa gaul pada zaman sekarang ini sangat mengkhawatirkan banyak sekali generasi muda yang mungkin tidak mengetahui penggunaan bahasa Indonesia dalam yang baik dan juga benar. Contoh paling sering di temui di dalam kampus yaitu, sikap mahasiswa yang acuh tak acuh dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar, bahkan saat penyusunan skripsi yang tak banyak dari mahasiswa masih menggunakan bahasa Indonesia yang salah dan tidak sesuai atau belum sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang di sempurnakan.

Dari berkembangnya teknologi sekarang, terlihat dari lebih banyak remaja yang mengembangkan kemampuan mereka dalam berbahasa asing dari pada berbahasa Indonesia yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Sehingga,  dalam berbahasa remaja sulit dalam membedakan dimana mereka harus berbicara formal maupun non formal. Serta dalam hal ini masyarakat terutama remaja harus lebih terbuka kembali dengan bahasa Indonesia yang semakin lama maka semakin mengecil dalam penggunaan bahasanya sendiri dan bisa mempelajari lebih luat terhadap suku kata maupun kosa kata bahasa Indonesia yang baik dan benar. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline