Lihat ke Halaman Asli

Cerita Terakhir di SMA

Diperbarui: 4 Desember 2021   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu hari di salah satu SMA swasta di ibu kota Jakarta terdapat SMA yang begitu terkenal. SMA tersebut bernama SMA Kasih Pemuda. 

Di sekolah tersebut terdapat kisah menyedihkan, padahal masa SMA adalah masa yang menyenangkan. Tapi tidak bagi seorang riri. 

Riri memiliki 6 orang sahabat bernama tasya,diah,sinta,oliv,elsa,fani mereka adalah sahabat yang begitu di kenal pada saat SMA. 

Riri dan keenam sahabatnya yang begitu ceria,ramai,berisik itu berakhir dengan cerita yang menyedihkan. Semasa sekolah mereka merupakan salah satu sahabat yang sangat bahagia, sehingga karena salah satu masalah yang membuat mereka akhirnya berpisah. 

Mereka berenam dulu sangat sering bertemu dan berkumpul di rumah sinta dan elsa, mereka entah mengerjakan tugas, bermain, makan, bercerita, dan curhat. 

Riri juga sering mengajakku kerumah-nya. Riri suka bercerita tentang kehidupannya dan juga cowok yang ia sukai kepada sahabat-sahabatnya itu, karna ia tau sahabat sahabatnya bisa memberiku nasihat dan membuatku semangat. Riri itu tipe orang ceria dan sedikit pendiam dia juga tipe yang suka nge-gas saat berbicara kepada teman-temanya. 

Sifat nge-gas riri itu adalah sifat yang dulu,saat kelas 11,ia menjadi sangat pendiam. Pada saat itu juga riri dan keenam sahabatnya masih sekelas,kemudian saat kenaikan kelas riri berpisah dengan sinta dan elsa. 

Di kelas riri akhirnya sekelas dengan fani,tasya,diah,dan oliv,di kelas 11 riri memilih untuk duduk dengan lala dan berpisah dengan tasya,fani,diah dan oliv.

Pada suatu hari, sebelum ujian tengah semester tiba riri mengajak keenam sahabatnya pergi kesalah satu mall besar, mereka jalan-jalan ke tempat bermain, berbelanja,makan,dan nonton bioskop bersama sampai-sampai mereka lupa waktu. 

Pagi itu, cuaca amat cerah, Sinar Surya menampar jendela kaca kamarku, cahayanya menepis pelupuk mata hingga memaksaku untuk membukanya. 

Kulihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.00. Perlahan berdiri menuju kamar mandi, kulihat ibu sedang menyiapkan perbekalan yang akan aku bawa ke sekolah. Selesai mandi dan mempersiapkan diri, tidak lupa berpamitan dengan ibu, bapak dan kakakku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline