Lihat ke Halaman Asli

Sabilla Putri

XII MIPA 4

Beranjak Dewasa

Diperbarui: 25 Februari 2022   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ada cerita dari seorang gadis pemberani didikan sang pahlawan hebat. Putri Madani usia 18 tahun anak perempuan terakhir paling pemberani. Diantara saudara yang lain sepertinya aku paling dekat dengan ayah.Mau tau kisah cerita tentang diriku?

Disuatu hari setiap harinya ga pernah absen untuk selalu memanggil "AYAHHHHH" panggilan imut dan manja dari putri untuk ayah tersayang. Sebelum itu ada yang ingin aku sampaikan dulu kepada ayah.

"Ayah,tidak ada seorangpun lelaki hebat yang bisa menggantikanmu,Bahkan aku mencintaimu melebihi apapun, terlalu sulit untuk mengutarakan isi hatiku secara jelas.

Siapa sih yang gatau kalo cinta anak perempuan itu ayahnya,begitupun sebaliknya.Tapi yang jadi berbeda disini adalah sikap ayahku yang selalu biasa aja,saat dirasakan seperti ada rasa tertahan untuk mengungkapkan nya padaku.Apa karna sibuknya aktivitas yang dimiliki ayah? Atau diriku terlalu sering cari perhatian kepada ayah? Pdhal semua itu semata mata karna ayah adalah pahlawan hidupku ayah adalah cinta pertama ku,tapi bukan berarti aku tak menyangi ibuku. Aku juga menyangi ibuku tapi ibuku adalah jiwa raga ayahku.

Hari demi hari tahun demi tahun tak terasa semakin beranjak usia ku menuju masa depan masa dimana aku akan menghadapi kehidupan sesungguhnya. Sudah jarang untuk bisa mengobrol dengan ayah berdua. Pada sore hari di hari Selasa terlihat suasana yang sedang santai disitu kebetulan ada yang ingin aku sampaikan kepada ayah

“ayah,inget ga dulu Ade pernah hampir tenggelam di pantai Pangandaran”
Jawab ayah...
“iya,inget kenapa gitu”
“gapapa sih yaudah cuma pengen cerita aja”

Beranjak dari kursi, mengakhiri pembicaraan berjalan menuju kamar. Termenung dan langsung terfikir ingin rasanya bisa bernostalgia tapi respon yang di dapat hanya sedikit kecewa. Apa karna aku sudah sebesar ini,bukan gadis kecil yang bisa bermanja-manja lagi? Sepertinya ada perubahan sikap dalam diriku yang mungkin ayah kurang suka.

Hari demi hari berlalu seperti biasa bangun pagi bersiap untuk daring tak lupa makan,sudah sangat bosan menjalani hari hari tanpa obrolan dengan teman,kadang kadang terfikirkan masa depan yang tinggal menghitung berapa bulan. Setelah itu aku bergegas menghampiri mama

“mah,putri boleh ga kalo udah lulus daftar kerja?,nanti kalo udah gajian putri daftar kuliah di swasta”

Mamah yang tengah asik mengupas dan mengiris bawang merah untuk di goreng,lalu dengan lama baru menjawab

“terserah kamu yang penting mah ga ninggalin kewajiban”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline