Dari sekian banyak permasalahan lingkungan, sampah menjadi salah satu yang sampai saat ini masih dicari solusinya. Selain perilaku membuang sampah sembarangan, penyediaan sarana dan fasilitas pembuangan sampah pun menjadi suatu persoalan yang kompleks. TPA Sarimukti menjadi salah satu contoh TPA yang sudah penuh dan menjadi permasalahan.
TPA Sarimukti berdiri sejak tahun 2006, tepatnya setelah bencana sampah yang terjadi di TPA Leuwigajah. TPA ini menampung sampah dari berbagai wilayah yaitu, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, hingga Kabupaten Bandung Barat (KBB). Seluruh sampah dari berbagai wilayah ini ditampung dan berakhir di TPA Sarimukti.
Permasalahan di TPA Sarimukti
TPA dengan luas sebesar 43,44 hektar ini sudah mengalami overload mencapai 14 juta ton, dari yang seharusnya hanya dapat menampung hingga 2 ton sampah. Kondisi jalan menuju TPA ini pun sudah dipenuhi oleh lumpur dan aspal yang berlubang. Hal ini menyebabkan pengangkutan sampah oleh truk harus dilakukan dengan hati-hati dan perlahan. Proses pengangkutan sampah menjadi terhambat dan memakan waktu yang banyak dikarenakan truk harus berjalan dengan pelan agar tidak terjadi kecelakaan.
Kondisi jalan yang memprihatinkan harus segera diperbaiki. Akses yang tidak layak dengan jalan berlubang dan licin jika hujan membuat truk pengangkut sampah terbatas pergerakannya. Perlu dilakukan perbaikan jalan terutama agar akses jalan tidak licin dan membahayakan pengemudi truk. Hal ini menyebabkan proses pembuangan sampah akan memakan waktu yang lama.
Menurut keterangan dari Zidni Ilman selaku koordinator TPA Sarimukti, kira-kira sampah yang dibuang dari setiap wilayah ke TPA Sarimukti sebanyak 1000 hingga 1500 ton per harinya. Tidak ada angka pasti, dikarenakan timbangan yang ada di TPA tersebut sudah rusak dan tidak dapat digunakan untuk menimbang dengan pasti berapa ton sampah yang masuk setiap harinya. "Saya tidak tahu berapa angka pastinya ya, karena disini timbangan nya sudah rusak jadi ya sampahnya langsung ditimbun aja" Kata Zidni.
TPA Sarimukti
Sebelum menjadi TPA, Sarimukti merupakan Tempat Pengolahan Kompos (TPK). Saat ini, TPA berfungsi sebagai pembuangan, penumpukan, dan penimbunan sampah. Berdiri sejak tahun 2006, TPA Sarimukti dibagi menjadi 4 zona. Saat ini, hanya zona 2 yang masih aktif menjadi tempat pembuangan sampah. Sementara zona 1 dan 3 sudah ditutup dikarenakan overload. TPA Sarimukti beroperasi dari pukul 5 pagi hingga 6 sore dan dilakukan setiap hari. Selain itu, masyarakat di Desa Sarimukti sebagian besar bekerja di TPA tersebut.
Sejak 2016 hingga 2023, rata-rata truk sampah yang masuk ke TPA Sarimukti mencapai lebih dari 140.000 kontainer setiap tahunnya. Menurut Open Data Jawa Barat, jumlah truk masuk hingga tahun lalu hampir mencapai 130.000 sampah dengan Kota Bandung sebagai penyumbang sampah terbanyak.
Berdasarkan pernyataan dari Dicky Prasetyo selaku Staf Pelayanan Operasional Analisis DLH Jawa Barat, posisi TPPAS Legok Nangka memiliki dinamika yang panjang dengan berbagai pertimbangan dan persiapan yang detail. "Kami akan memaksimalkan penggunaan TPA Sarimukti hingga Legok Nangka mulai beroperasi" Ujar Dicky.