Lihat ke Halaman Asli

sabila dini

mahasiswa

Islam dan Media Sosial bagi Masa Kini

Diperbarui: 24 Oktober 2024   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam dan Media Sosial

Tantangan dan Peluang dalam Mengelola Peran Umat

                            

Media sosial sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Dengan penggunaannya yang meluas, media sosial membuka peluang sekaligus tantangan bagi umat Islam untuk berperan aktif dalam menyebarkan nilai-nilai positif. Platform seperti Facebook, Instagram, X (sebelumnya Twitter), dan TikTok memungkinkan komunikasi lintas batas negara dan budaya secara instan. Namun, di sisi lain, tanpa pengelolaan yang bijak, media sosial juga berpotensi menjadi sarana penyebaran informasi yang salah, ujaran kebencian, hingga fitnah. Oleh sebab itu, penting bagi umat Islam untuk memahami dan memanfaatkan media sosial secara bijaksana agar sejalan dengan ajaran Islam.

Peran Umat Islam di Media Sosial

Islam mengajarkan umatnya untuk menyebarkan kebaikan dan mencegah keburukan (amar ma'ruf nahi munkar). Dalam konteks media sosial, umat Islam dapat berperan aktif menyebarkan nilai-nilai Islami seperti kedamaian, toleransi, keadilan, dan kebersamaan. Salah satu wujudnya adalah dengan menyebarkan konten inspiratif, seperti kutipan Al-Qur'an dan hadis, kisah-kisah sahabat Nabi, atau ajakan untuk beribadah.

Media sosial juga dapat digunakan untuk dakwah. Para dai dan ustaz saat ini banyak memanfaatkan platform online untuk menyampaikan pesan keagamaan secara inovatif, seperti podcast atau video pendek. Ini memungkinkan pesan Islam sampai ke khalayak yang lebih luas, terutama generasi muda yang terlibat secara aktif dalam dunia internet. Dakwah digital membantu orang lebih mudah menerima Islam sebagai agama yang damai dan rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Meskipun demikian, tugas umat tidak terbatas pada penyebaran ajaran agama; umat Islam juga harus berfungsi sebagai penyeimbang di tengah arus informasi. Umat  Islam diwajibkan untuk memeriksa kebenaran ( tabayyun) sebelum menyebarkannya di era pasca kebenaran, ketika fakta dan pendapat sering kali kabur. Ini sejalan dengan perintah Al-Qur'an dalam Surah Al-Hujurat ayat 6, yang menegaskan pentingnya verifikasi informasi.

negatif. Dalam Islam, setiap tindakan akan dipertanggungjawabkan, termasuk apa yang diunggah dan dibagikan di media sosial. Oleh karena itu, umat Islam perlu menerapkan prinsip manajemen waktu dan konten yang sesuai dengan nilai-nilai syariat.

Pertama, sangat penting untuk mengatur waktu. Diperlukan kesadaran untuk menggunakan media sosial secara proporsional namun tidak melupakan kewajiban penting seperti shalat dan ibadah lainnya. Berlama-lama di media sosial tanpa tujuan yang jelas dapat mengurangi produktivitas dan menjauhkan seseorang dari ibadah.

Kedua, Sangat penting untuk mengelola konten dengan hati-hati. Memilih konten yang dibagikan memiliki manfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Anda harus menghindari konten yang menimbulkan emosi atau mengandung kebencian karena dapat menimbulkan fitnah dan perpecahan . Menjaga lisan dan perbuatan agar tidak merugikan orang lain, baik secara langsung maupun melalui media digital, adalah penting dalam Islam.

Ketiga, umat Islam harus lebih menyadari etika digital. Komunikasi etis di media sosial sama pentingnya dengan interaksi di dunia nyata. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk diam atau berbicara yang baik. Terkait dengan aktivitas di media sosial, di mana kata-kata atau postingan yang kita buat dapat memiliki dampak yang signifikan. Umat Islam dapat menjadi teladan bagi komunitas digital dengan menjaga moral dan etika di media sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline