Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Risalah tentang Waktu Imsak (Berhenti Makan-Minum) Saat Akan Berpuasa

Diperbarui: 23 Maret 2024   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: timeanddate.com

Ilustrasi: katakanlah Anda melakukan makan sahur di ruang publik, kemudian Anda imsak (berhenti makan-minum) sesuai dengan standar fajar shadiq yang ditetapkan Kemenag RI (matahari -20 derajat di bawah horizon). Dan pada saat dan tempat yang sama, Anda melihat beberapa orang Muslim lain yang masih terus makan-minum dan merokok. Jangan lantas menyalahkan mereka! Sebab boleh jadi, mereka itu mengikuti standar fajar shadiq yang 15 derajat atau bahkan 12 derajat, sehingga waktu imsaknya jauh lebih telat.

*-*-*

Perbedaan waktu imsak (berhenti makan-minum) yang terjadi antar lembaga dan/atau antar negara dipicu terutama karena perbedaan kriteria ketinggian matahari di bawah horizon, yang menjadi acuan dasar untuk menentukan waktu fajar dan imsak.

(Sebelum lanjut ditegaskan: semua kata "imsak" di risalah ini bermakna waktu berhenti makan-minum dan/atau awal waktu shalat subuh. Bukan dalam pengertian jadwal imsakiyah yang ditetapkan 10 menit sebelum fajar/adzan subuh).

Dan setidaknya ada tiga variabel utama yang perlu diperhatikan terkait cara menghitung dan mengukur kapan berakhirnya malam, atau kapan waktu tibanya fajar untuk shalat subuh dan imsak: pertama, pengertian tentang "benang putih dan benang hitam" yang disebutkan dalam Quran; Kedua, perbedaan fajar shadiq dan fajar semu; Dan ketiga, perbedaan pengertian fajar menurut hadits-hadits Nabi dan makna fajar yang berbasis teori ilmu astronomi.

Benang putih dan Benang Merah

Di dalam Quran, hanya ada satu ayat yang secara eksplisit menjelaskan waktu imsak (berhenti makan-minum) atau permulaan waktu shalat subuh, yaitu penggalan firman Allah di QS Al-Baqarah, ayat 187, yang berbunyi:

... ...

"...dan makan-minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam..."

Buku-buku klasik Islam di bidang tafsir, hadits dan fikhi telah mengulas panjang lebar tentang arti benang putih dan benang hitam di ayat itu. Namun semua penjelasan tersebut tetap saja tidak/belum bisa memastikan secara presisi (melalui angka atau derajat) dan bagaimana membedakan dan mengukur secara praktis tentang benang putih dari benang hitam di ayat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline