Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Pindah Kerja atau Ganti Profesi?

Diperbarui: 10 Maret 2024   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi 

Sering saya ditanya begini: alasan apa yang paling pantas dijadikan acuan untuk pindah kerja atau ganti profesi atau pindah unit dalam satu bidang pekerjaan?

Biasanya juga, saya menjawab begini: hanya jika pekerjaan baru itu memberikan gaji lebih tinggi atau penghasilannya lebih banyak.

Sebab, kalau pindah profesi hanya dengan alasan beban kerja, setres, suasana kerja tidak kondusif, gagal-sukses, ketidaknyamanan dengan pimpinan dan kolega kerja dll, akhirnya akan ditemukan dan dirasakan juga di pekerjaan baru, dengan bobot yang kurang lebih sama.

"Pahit kopi" itu ada di semua jenis profesi. Berdamailah dan nikmatilah pahit kopinya ketika sedang menyeruput kopi!

Ilustrasi: rasa kesal dan dongkolnya orang yang kehilangan sandal jepit awalnya sama persis dengan kesal dan dongkolnya orang yang kehilangan sepatu baru mahal. Sebab rasa kesal-dongkol itu muncul lebih karena faktor KEHILANGAN, bukan karena faktor nilai sandal jepit dan sepatu baru mahal itu.

Syarifuddin Abdullah | Jakarta, 10 Maret 2024/ 29 Sya'ban 1445H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline