Taliban kembali ke Kabul, dan sejak 15 Agustus 2021, secara de facto menjadi penguasa untuk seluruh wilayah Afghanistan.
Tiba-tiba banyak orang pura-pura lupa bahwa kembalinya Taliban ke Kabul dan kemudian secara de facto menjadi rezim penguasa Afghanistan adalah "kelanjutan dan hasil sementara" dari proses perundingan (awalnya rahasia, kemudian berangsur menjadi terbuka) antara Taliban dan Amerika Serikat, yang berlangsung di Doha Qatar, sejak 2012.
Sebagai catatan, pada 2013 di Doha Qatar, Taliban membuka kantor perwakilan dengan tujuan melakukan perundingan rahasia dengan pihak Amerika (catatan: kantor ini memang pernah ditutup karena diprotes, akibat pengibaran bendera Taliban di halaman kantor perwakilannya. Tapi perundingan rahasia terus berproses).
Ada tiga hal menonjol yang layak dicermati ketika pasukan Taliban memasuki Kabul, yaitu pertama, pasukan Taliban tidak menyentuh bandara Hamid Karzai di Kabul; kedua, Taliban menguasai istana kepresidenan tanpa menembakkan satu butir pun peluru; ketiga, pasukan Taliban tidak menyentuh kompleks lokasi kantor-kantor perwakilan asing, yang disebut diplomatic compound atau green-zone di kota Kabul.
Dan tiga hal menonjol ini jangan dipikir bisa terjadi jika tidak didahului pembicaraan atau deal-deal rahasia antara Taliban dan Pasukan Amerika di Afganistan.
Lalu banyak mata menyoroti pemandangan tragis di bandara Kabul pada 15 dan 16 Agustus 2021, di mana ratusan orang terlihat berebut bahkan bergelantungan di pesawat militer Amerika yang bersiap untuk take-off.
Namun banyak juga orang yang tidak tahu bahwa operasional penerbangan (landing dan take-off) di Bandara Kabul dikontrol dan dikuasai oleh tentara Amerika Serikat. Di lingkungan Bandara Kabul, bahkan ada zona yang sepenuhnya dikuasai pasukan Amerika.
Jangan heran juga, selama beberapa minggu terakhir dan hingga hari ini (18 Agustus 2021), tidak satupun pejabat Amerika Seirkat yang melabeli Taliban sebagai organisasi teroris.
Dalam pidato terakhir Presiden Amerika Joe Biden pada 16 Agustus 2021, yang khusus menyoroti perkembanan di Afghanistan, tak satupun kalimat Joe Biden yang menyebutkan atau melabeli Taliban sebagai organisasi teroris.
Kemudian banyak juga pengamat amatiran yang memperkirakan, Taliban akan sulit mendapatkan pengakuan internasional. Come on, guys!!!