Catatan 55 tahun: 30 Mei 1966 - 2021
Jika seandainya bisa memilih dan diperkenankan, aku ingin mengalami momentum 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045.
Ikut menyaksikan generasi bangsa merayakan kemerdekaannya, ketika mungkin tak ada lagi manusia Indonesia yang berusia sentenial.
Berharap, di usia sentenialnya, Indonesia akan menjadi negara yang "sesuatu banget" di jajaran negara-negara yang memiliki marwah dan posisi tawar dalam percaturan global di segala bidang.
Dan pada hari ini, tepat 55 tahun silam, Allah mentakdirkan sebuah kelahiran di sebuah titik di wilayah yang kini disebut Indonesia.
Catatan ini mengacu pada sebuah keyakinan bahwa setiap orang hanya bisa pasrah dan tak dapat memilih dalam tiga hal: dari bunda siapa ia dilahirkan, di tempat mana dia dilahirkan, dan di waktu kapan ia dilahirkan.
Artinya, semata karena kehendak Allah, setiap orang dilahirkan di suatu titik di bumi, di sebuah zaman yang ditandai hari-tanggal-bulan-dan-tahun.
Bahwa kini aku menjadi warga negara Indonesia, itu semata karena kehendak-Nya.
Karena Allah berkata kepada setiap kelahiran: "Aku yang menentukan dari rahim ibu siapa engkau dihamilkan lalu dilahirkan; di tempat yang Aku kehendaki, dan di waktu yang Aku inginkan".
Artinya Allah mengultimatum kepada setiap kelahiran bahwa ada hikmah yang tak diketahui oleh setiap kelahiran kenapa ia dilahirkan di titik X dan di waktu Y.
Karena itu, setiap kelahiran seharusnya menerima, meyakini dan mensyukuri bahwa Allah punya misi dan tujuan tertentu kenapa saya-Anda-dia dilahirkan dari seorang bunda tertentu, di titik tertentu dan di waktu tertentu.