Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Freedom of Conscience

Diperbarui: 4 November 2020   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Freedom of conscience biasa diartikan hak untuk mempercayai (atau tidak mempercayai) keyakinan keagamaan atau prinsip moralitas orang lain (the right to follow one's own beliefs in matters of religion and morality).

Mungkin bisa juga disebut "kebebasan beraqidah".

Pada 2 September 2020, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, di Perancis semua orang bebas mengkritik, termasuk menghujat Tuhan (freedom to blaspheme) yang menurutnya mengacu atau bagian dari kebebasan beragama/beraqidah (freedom of conscience).

Selanjutnya, pada 02 Oktober 2020, di Les Mureaux, tidak jauh dari sekolah yang kemudian menjadi lokasi pemenggalan leher guru Samuel Paty (16 Oktober 2020), Presiden Perancis menyampaikan pidato yang diyakini sebagai penyebab utama munculnya reaksi umat Islam di berbagai negara.

Macron menjelaskan beberapa poin "RUU Secularity and Liberty Law", antara lain: para imam masjid di Perancis akan dilarang mengikuti training di luar Perancis; mengurangi praktek home-schooling (di kalangan rumah tangga Muslim); semua ormas dan yayasan Islam harus menandatangani kontrak kesetiaan kepada nilai-nilai Republik Perancis (the Republic's values) sebagai syarat untuk mendapatkan subsidi pemerintah; Bahwa di Perancis ada kelompok komunitas yang hidup berdasarkan nilai-nilai dari negara asal mereka, yang bertentangan dengan nilai-nilai Republik Perancis; bahwa Islam radikal adalah ideologi yang ingin menghancurkan Republik Perancis; pihak berwajib di setiap wilayah Perancis setiap bulan menutup sekolah-sekolah yang mengajarkan paham radikal; dan Islam sedang dalam posisi krisis di berbagai negara.

Dan kajian tentang freedom of conscience itu sebenarnya bukan barang baru. Sebagai perbandingan, di dalam Quran, ada penggalan awal ayat 29, Surat Al-Kahfi yang berbunyi begini:

....

(Wa qulil-haqqu min rabbikum, fa man sya'a fal-yu'min, wa man sya'a fal-yakfur)

Ada beberapa versi terjemahan bahasa Indonesianya. Salah satunya saya ambil dari "Quran, Tafsir dan Terjemahannya" yang diterbitkan Departemen Agama: "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir."

Terjemahan bahasa Inggrisnya juga banyak versinya. Salah satunya berbunyi begini: "Whoever wants, let him believe, and whoever wants, let him disbelieve".

Terjemahan Inggris Quran karya Maulana Muhammad Ali menggunakan kalimat yang lain: "The Truth is from your Lord; so let him who please believe, and let him who please disbelieve".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline