Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Kepadanya yang Pantas Kudoakan Tulus

Diperbarui: 31 Januari 2021   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Antara tahun 1997 hingga 2000, saya melanglang jalan dan gang di sebuah kota di Indonesia. Pada periode itu, yang saya sebut sebagai periode di mana saya hampir kehilangan orientasi hidup, banyak orang yang telah berjasa dan meninggalkan jejak positif yang tak mungkin terlupakan dalam kehidupan saya. Salah satunya adalah jasa seorang yang sesungguhnya secara garis keturunan amat dekat, Abdul Wahid Lesang (AWL) yang wafat pada Kamis, 25 Juni 2020.

Secara jujur dan personal, saya ingin mengakui sebuah kesalahan yang tak pantas: sejak tahun 2000, atau selama hampir 20 (dua puluh) tahun, saya putus kontak hampir secara total dengan almarhum. Periode waktu yang cukup lama. Selama periode putus kontak itu, dari orang lain, sesekali saya mendengar tentang kabar kehidupannya.

Saya menerima berita duka wafatnya pada hari wafatnya, ketika saya berada di sebuah titik di bumi yang berjarak ribuan mil dari lokasi wafatnya, yang tidak memungkinkan saya untuk hadir langsung melayatnya. Namun doa tak pernah mengenal jarak fisik.

Melalui artikel ringkas ini, saya berdoa tulus semoga almarhum pamanda Abdul Wahid Lesang (AWL) mendapatkan karunia rahmat Allah swt, dan diterima di tempat yang layak di sisi-Nya.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 28 Juni 2020/ 07 Dzul-qa'dah 1441H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline