Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Puisi | Huruf-huruf Mati

Diperbarui: 15 Februari 2020   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Lonceng peringatan, jika berdentang atau belum dibunyikan, untuk apa tergesa?

Bangga dengan banyak, meski jumlahnya melimpah, tetap diperlakukan sedikit

Kebijakan yang menzalimi karena ditakar dengan ilusi ketakutan dan tak manusiawi

Pemimpin yang menuturkan kata dan kalimat yang tersusun dari hurup-hurup mati

Ilusi kekuatan dan klaim kebesaran akan dibalas cemoohan, di sini dan di sana

Di lembah semut, jika melintas, gerombolan semut akan tertawa terbahak-bahak

Karena para Sulaiman jaman now, di semua lapis, sibuk mengisi pundi-pundinya

Syarifuddin Abdullah | 14 Februari 2020/ 20 Jumadil-tsani 1441H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline