Tiap guru sudah mulia sebelum dimuliakan. Dan ia akan tetap mulia meski kadang dihinakan. Maka seorang guru yang mengemis untuk dimuliakan oleh murid-muridnya boleh jadi ia guru yang belum tamat memahami hakikat makna guru.
Predikat guru juga bukan hanya untuk mereka yang mengajar di ruang-ruang kelas, yang mengenakan baju batik PGRI. Bukan pula hanya untuk mereka yang memberi kuliah di kampus-kampus, atau yang memberi pelajaran di majelis-majelis pengajian.
Sebab pelajaran hidup bisa diperoleh dari siapa saja, dari apa saja, kapan saja dan di mana saja. Karena tiap orang bisa belajar tentang kebaikan, misalnya, dari pohon, dari hewan, bahkan dari benda mati sekalipun.
Bukankah kearifan seringkali muncul dari seseorang yang bahkan tak pernah mengecap bangku sekolahan? Sungguh banyak orang yang tak sadar, melalui tutur kata dan perilakunya, telah menjadi guru bagi banyak orang lain.
Kuucapkan doa tulus terbaik kepada setiap orang, siapapun dia, yang secara sadar ataupun tidak sadar, telah berjasa dalam mengajariku suatu kebaikan.
Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 25 Nopember 2019/ 28 Rabi'ul-awwal 1441H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H