Pada Ahad, 27 Oktober 2019, Presiden Amerika Donald Trump meng-Twitt "Something very big has just happened (sesuatu yang sangat besar baru saja terjadi". Tak lama kemudian, dengan bangga Trump muncul di layar televisi mengumumkan kematian pemimpin Islamic State (IS) Abu Bakar Al-Baghdady dalam suatu operasi militer di kampung terpencil di bagian utara Suriah pada Sabtu, 26 Oktober 2019. Sejauh ini, semua keterangan kematian Al-Baghdady merujuk pada versi Amerika.
Lokasi eksekusi: kampung Barisha
Lokasi penyergapan terjadi di sebuah kampung bernama Barisha di Suriah utara bagian barat, yang terletak sekitar 25 km ke arah utara dari kota Idlib (ibukota provinsi Idlib), dan hanya berjarak sekitar 5 km dari perbatasan terdekat Suriah-Turki, atau sekitar 10 km ke check-point perbatasan Bab Al-Hawa (lihat peta ilustrasi). Kampung Barisha berpenduduk sekitar 7000 (tujuh ribu) jiwa yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada bantuan kemanusiaan. Di Barisha juga terdapat beberapa kamp pengungsi.
Kampung Barisha juga hanya berjarak sekitar 5 km ke arah timur dari kampung Qalb Loze (salah satu dari 40 kampung Suriah yang masuk dalam daftar legasi peninggalan dunia oleh Unesco. Sebagai ilustrasi, di kampung Qalb Loze itulah terdapat sebuah gereja Bizantium, yang arsitekturnya konon mengilhami pembangunan Katedral Notre-Dame di Paris, Perancis.
Di kampung Barisha dan sekitarnya tidak terlihat pos-pos militer. Dan sejak 2015, Barisha termasuk bagian dari wilayah De-escalation Zones berdasarkan perjanjian antara Rusia-Iran-Turki yang diperkuat dengan resolusi DK PBB Nomor 2254 (2015).
Melacak posisi target
Menurut beberapa sumber, intensifikasi operasi pelacakan Al-Bagdhady telah dimulai sejak Mei 2019, oleh tim gabungan CIA Amerika dan SDF Kurdi. Operasi ini kemudian menghasilkan kesimpulan awal: Abu Bakar Al-Baghdady telah berpindah/bergeser dari wilayah Deir Al-Zhur ke wilayah Idlib yang berjarak sekitar 400 km.
Selanjutnya, posisi Al-Baghdady di Idlib sudah mulai terlacak sekitar September 2019, setelah salah satu istrinya ditangkap pada musim panas lalu. Sumber lain menyebutkan, posisinya relatif semakin dipastikan setelah seorang kurirnya ditangkap pada pertengahan Oktober 2019 atau sekitar dua minggu sebelum penyergapan.
Sumber lain menyebutkan, informasi tambahan tentang posisi Al-Baghdady juga diperoleh dari seorang pembantunya yang aktif mengantarkan logistik untuk Al-Baghdady, namun pembantunya itu kemudian memutuskan tidak loyal kepada Al-Baghadady, karena jengkel kepada IS setelah anggota keluarganya terbunuh oleh salah satu kelompok IS. Karena itu, sang pembantu itu mungkin akan mendapatkan semua atau sebagian dari hadiah sebesar 25 juta USD bagi siapapun yang memberikan informasi tentang keberadaan Al-Baghdady.
Informasi lain ditambahkan oleh SDF yang menyebutkan, operasi penyergapan dilakukan setelah berhasil mendapatkan satu pakaian berupa celana dalam Al-Baghdady, yang kemudian DNA-nya dicocokkan dengan DNA utamanya yang telah diperoleh sebelumnya melalui salah satu anak Al-Baghdady secara sukarela.
Sebuah sumber Turki menyebutkan, Al-Baghdady sebenarnya baru berada atau tiba di TKP sekitar 48 jam (sekitar dua hari) sebelum penyerbuan, yakni sekitar Kamis 24 Oktober 2019.