Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Ke Eropa, Sebaiknya Jangan Bawa Uang Pecahan 500 Euro

Diperbarui: 22 Juli 2019   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: screen-shot dari www.ecb.europa.eu

Di kota-kota besar di Belanda dan negara-negara Eropa lainnya, jarang sekali ada outlet, toko belanja atau restoran yang mau menerima mata uang Euro pecahan 500 (lima ratus euro).

Kasus yang sering terjadi sejak awal 2019: orang Indonesia (ataupun dari negara lain) datang melancong ke Belanda dengan membawa pecahan 500 euro. Ketika mau belanja, jarang bahkan tak ada outlet-toko-resto yang mau menerimanya. Akibatnya, tentu sangat tidak nyaman: punya duit sendiri kok nggak bisa belanja.

Kronologi kasusnya umumnya begini: ketika masih di Jakarta, sebelum berangkat ke Belanda, mereka menukar sejumlah uang cash untuk jaga-jaga dan pegangan. Nah, ketika para pelancong/tamu itu datang ke bank atau money changer di Jakarta (atau kota lainnya di Indonesia) untuk menukar uang rupiah/dolar ke euro, pihak bank dan money changer biasanya akan mengarahkan untuk ditukarkan dengan pecahan 500 euro. Karena tidak paham atau kurang informasi, para nasabah sih setuju saja, dengan pertimbangan alasan praktis: biar dompet nggak ketebalan.

Persoalannya, sekali lagi, setelah tiba di Belanda, uang pecahan 500 euro itu akan sulit dibalanjakan. Jarang sekali ada outlet, toko belanja atau restoran yang mau menerimanya.

Terus terang, saya belum tahu alasan kenapa sebagian besar outlet, toko atau restoran di Belanda dan negara Eropa lainnya tidak mau (enggan) menerima pecahan 500 euro. Padahal secara resmi, pecahan 500 euro itu sebenarnya masih berlaku alias belum ditarik dari peredaran.

Apapun itu, ada sejumlah informasi awal yang mungkin perlu diketahui oleh para pelancong ke Eropa:

Pertama, sejak 27 Januari 2019, Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) memang telah memutuskan menghentikan pencetakan uang pecahan 500 euro. Tapi yang beredar di pasaran, masih tetap berlaku. Alasannya, karena uang pecahan 500 euro terindikasi sering digunakan oleh organized crime dalam melakukan money laundring (pencucian uang) atau transaski ilegal lainnya seperti narkoba dan terorisme.

Kedua, jika ada tamu/nasabah membayar dengan uang cash pecahan 500 euro, para pegawai di toko-outlet-resto akan memelototi lebih cermat, membolak-balik uang itu, mungkin berkali-kali men-scan-nya di alat pendeteksi uang palsu. Ujung-ujungnya, nggak diterima juga. Kan menjadi tidak nyaman.

Ketiga, di Belanda dan negara-negara Eropa lainnya, seseorang yang membawa dan membayar dengan pecahan 500 euro, akan dipersepsikan orang kaya banget. Sebab bahkan orang bule Belanda sekalipun, jarang sekali yang punya apalagi berbelanja dengan pecahan 500 euro.

Terus solusinya apa? Sederhana saja sebenarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline