Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Malam Kelam di Selat Sunda

Diperbarui: 23 Desember 2018   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: bisnis.tempo.co. Kondisi Pulau Sebesi setelah diterjang tsunami, Lampung, Ahad, 23 Desember 2018. Foto: Kades Sebesi

Malam terang Rabiul-tsani. Bulan purnama terang di laut.  Krakatau menyemburkan fijar. Menerangi alam Selat Sunda

Tanpa tanda dan tiada isyarat. Laut menggulung menuju darat. Menerjang semua tak tebang pilih. Air dan puing meregang nyawa

Dari Anyer ke Tanjung Lesung. Di pesisir kaki pulau Sumatera. Mayat dan puing berserakan. Sedih nestapa tak terbilang

Para pakar bingung menelaah. Tak mudah pastikan penyebabnya. Katanya longsor di bawah laut. Bukan pasang di malam purnama

Awalnya dibilang tingginya semeter. Lalu direvisi menjadi dua meter. Warga menyaksikan lima meter. Seberapa meter tetaplah tsunami

Di tengah kalut sirene meraung. Tunggang langgang warga berlari. Menyebar panik di tengah panik. Sungguh tindak yang tak beradab

Semua kaget bingung terdadak. Respon mitigasi tak berpola. Hidup di tengah lingkaran bencana. Gaya hidup menentang alam

 Syarifuddin Abdullah | 23 Desember 2018/ 16 Rabiul-tsani 1440H

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline