Mungkin karena aslinya memang bukan pemain bola, dan tidak pernah berolahraga sepak bola, saya termasuk orang yang tidak pernah benar-benar menjadi pecandu bola.
Namun sekedar kilas balik, tanpa alasan yang jelas, pertama kali saya merasakan sensasi menonton pertandingan sepak bola pada Piala Eropa 1998, yang digelar di Jerman. Salah satu pemicunya adalah trio bintang Belanda (Ruud Gullit-Rickard-Ronald Koeman, yang kemudian menjuarai Piala Eropa; Juga Jurgen Klinsmann (Jerman), Roberto Mancini (Italia) dan banyak lagi.
Sejak itu, saya seolah tersihir dan sempat candu menonton sepakbola yang bertahan sampai Piala Dunia 1990, 1994 sampai 1998. Pada periode itu, saya akan merasa sangat rugi dan merasa kehilangan sesuatu banget, jika tidak sempat menonton satu pertandingan selama turnamen berlangsung.
Namun, tanpa alasan yang jelas, sejak Piala Dunia 1998, candu itu mulai berkurang. Tidak lagi merasa rugi jika kehilangan kesempatan menonton pertandingan, kecuali pertandingan tim-tim unggulan terutama Jerman, Brazil dan Argentina.
Memasuki Piala Dunia 2002, 2006 dan 2010 sampai 2014, candu itu benar-benar hilang. Saya menonton pertandingan-pertandingan Piala Dunia dan juga Piala Eropa, sesempatnya saja.
Memasuki Piala Dunia 2018 di Rusia kali ini, gairah menonton laga Piala Dunia itu tampaknya kembali menggelora, juga tanpa alasan jelas. Hehehe. Dan sejak dulu, saya selalu menjagokan dan mengunggulkan Jerman, namun tetap menikmati menonton tim Brazil dan Argentina.
Syarifuddin Abdullah | 17 Juni 2018 / 03 Syawwal 1439H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H