Untung kasusnya di Kanada, salah satu negara maju, dan bukan terjadi di negara ketiga. Apalagi kalau terjadi di salah satu negara Muslim, kasusnya mungkin akan menjadi berita dan materi bully di Medsos.
Ini Kanada, Bung. Jagoannya bernama Winston Blackmore (WB), kelahiran 25 Agustus 1956. Sampai 1 Agustus 2016, dia telah menikah sampai 27 kali dan punya 145 anak. Namun menurut The Economist, 12 Des 2017, WB punya 24 istri dan 148 anak. Sungguh sebuah kasus yang sesuatu banget. Wow, and how can?
Winston Blackmore (WB) adalah seorang pendeta dan mantan pemimpin sekte kristen, yang mengadvokasi poligami, yang merupakan pecahan dari kelompok fundametalis Kristen Mormon Church asal Amerika. Dia ditangkap pada Januari 2009, lalu kasusnya bergulir di pengadilan, dan akhirnya pada 24 Juli 2017, divonis bersalah karena melakukan poligami dan dihukum 5 tahun penjara (melanggar Section 293 of the Criminal Code of Canada). Kanada memang memposisikan poligami sebagai kriminal, lebih 100 tahun silam, tepatnya sejak 1890.
Punya 24 istri dan 148 anak, wow, luar biasa. WB boleh disebut pejantan sejati. Gelar bom sex ibarat kulit bawang baginya. Dan uniknya, sekaligus aneh, perempuan-perempuan istrinya itu mau dimadu rasa, mungkin karena WB memiliki yang "sesuatu banget" bagi wanita. He he he.
Dan jangan salah, mencermati fotonya yang dikelilingi 24 istri, bersama anak-anak dan mungkin cucu-cicitnya, terlihat bahwa usia istri-istrinya itu cukup bervariasi, dari usia 20-an sampai 50-an tahun.
Saya lantas teringat cerita rekaan dan joke Gus Dur tentang seorang Kaisar asal China yang konon punya sampai 1.000 (seribu) selir. Lantas Gus Dur nyeletuk jenaka begini; "Kaisar itu kapan sempat pake kolornya". Dan audiens pun tertawa ngakak. Jangan-jangan WB juga jarang punya kesempatan untuk pake kolor.
Di antara pembaca mungkin ada yang coba merasionalkan tentang bagaimana WB “mengolah” libidonya. Yakin saya tidak akan bisa merasionalkannya. Tapi saya pernah mendengar argumen, lebih bersifat alasan spiritual, dari seorang pelaku poligami asal Sudan, begini: “Kalau istrimu hanya satu, Insya Allah, libidomu juga hanya satu. Namun jika kau punya dua istri, subhanallah, libidomu secara otomatis akan menjadi dua, dan begitu seterusnya.” Kalau argumen ini dijadikan acuan, berarti WB punya 24 libido. He he he.
Selain karena poligaminya, kasus WB menjadi perhatian publik global karena berupaya melakukan perlawanan hukum. Tak menerima hukuman 5 tahun penjara, dia mengajukan banding ke Mahkamah Agung (Supreme Court) British Columbia: dan pada 12 Desember 2017, dia menyampaikan kepada MA bahwa vonis bersalah atas dirinya bertentangan dan melanggar Piagam Hak Asasi dan Kebebesan yang berlaku di Kanada sejak 1982. Selanjutnya, Mahkamah Agung akan bersidang untuk memutuskan apakah larangan poligami tahun 1890 sesuai atau bertentangan dengan Piagam Ham dan Kebebasan tahun 1982.
WB berargumen antara lain bahwa dirinya memiliki hak konstitusional untuk memiliki lebih dari satu istri. Artinya, untuk melakukan perlawanan hukum karena dianggap bersalah telah menikah sampai 27 kali, dan sekarang tersisa 24 istri, WB tidak menggunakan argumen keagamaan, sesuai dengan paham sekte agama yang diyakininya.
Apapun itu, saya coba menghitung normal: sampai 2016, WB berusia 60 tahun. Jika dia menikahi istri pertamanya ketika berusia 30 tahun, berarti selama 30 tahun, dia menikah dalam arti menambah istrinya rata-rata satu istri setiap 15 bulan. Luar biasa.
Syarifuddin Abdullah | 13 Desember 2017 / 25 Rabiul-awal 1439H.