Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Asmara yang Tertunda

Diperbarui: 11 Juli 2017   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rasa yang tak sempat tercurahkan pada waktunya. Terpendam selama berbilang tahun. Tetap utuh tak lekang oleh waktu.

Hanya perlu momentum pemantik, yang tidak sulit menciptakanya. Karena zaman telah berpihak kepada keduanya.

Ternyata tidak enteng mengolah asmara tertunda. Berderet kendala etis menghadang. Perlu kenekatan untuk melakoninya.

Bermain di dua arena yang saling kontras. Ketegangan tak terhindarkan. Sering harus diolah dengan pura-pura.

Dan setiap yang tertunda tetaplah tertunda. Ibarat warna merah yang tetap merah, tapi merahnya tak sekinclong awalnya.

Syarifuddin Abdullah | 11 Juli 2017 / 17 Syawal 1438H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline