Terhitung sejak terbenam matahari pada hari Kamis (15 Juni 2017), berarti sudah masuk malam ke-21 Ramadhan1438H.
Allah berfirman: "LAILATUL-QADR nilainya lebih baik dari 1.000 (seribu) bulan". Kalau dikonversi ke almanak hijriyah berarti setara dengan 29.500 hari = 83,3 tahun berdasarkan almanak Hijriyah. Atau sekitar 80,8 tahun berdasarkan almanak Masehi. Dan jarang-jarang di antara kita orang Indonesia, yang mampu mencapai usia lebih dari 80 tahun.
Hanya tidak seorangpun yang bisa memastikan kapan persisnya terjadinya lailatul-qadr di bulan Ramadhan?
Para ulama berijtihad antara lain, sebagai berikut:
[1] Dimungkinkan Lailatul-qadr turun di salah satu malam dari 29/30malam ramadhan, yakni sepanjang bulan suci Ramadhan.
[2] kemungkinannya dipersempit menjadi sepertiga terakhir dari Ramadhan: mulai malam ke 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 dan 29/30.
[3] kemungkinannya dipersempit lagi menjadi malam-malam ganjil pada sepertiga terakhir: malam ke-21, 23, 25,27 & 29.
[4] kemungkinannya makin dipersempit dua malam ganjil terakhir: malam ke-27 dan 29.
[5] ini yang terakhir, kemungkinan besar turun/terjadi pada malam ke-27.
Karena tidak bisa dipastikan kapan waktunya, maka boleh jadi ANDA mengalaminya di malam ke-27, terus DIA meraihnya di malam ke-23, dan SAYA mendapatkannya di malam ke-29. Atau kita barengan mendapatkannya di malam ke-21 dst. Atau bahkan boleh jadi sudah ada di antara kita yang telah meraihnya di salah satu dari 20 malam Ramadhan yang telah berlalu.
Ciri-cirinya disebutkan antara lain: udara sejuk. Intinya, alam akan ikut bersujud, sehingga tidak mungkin terjadi bencana alam - bagi orang yang mendapatkannya - di malam terjadinya lailatul-qadr.