Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Zakir Naik, Fenomena Apa Lagi itu?

Diperbarui: 4 April 2017   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: https://news.detik.com. Zakir di Sportorium Universitas Muhammadiyah (UMY), Yogyakarta, 03 April 2017.

Pada awal Maret 2017, secara tidak sengaja, saya bertemu dengan Zakir Naik di lift sebuah apartemen di bilangan Kuningan, Jakarta. Bertepatan dengan kunjungan Raja Salman di Jakarta. Selanjutnya pada Rabu 8 Maret 2017, di akun Instagram-nya, seorang panitia kunjungan Zakir Nai, Hanny Kristianto mengupload rekaman vidoa ketika sedang mengantar Zakir Naik ke Bandara Soeta Jakarta. Hanny Kristianto mengatakan, Zakir Naik akan terbang ke Turki. Dan akan kembali ke Indonesia dalam acara Safari dakwah pada April 2017.

Selanjutnya, Budhi Setiawan, Ketua Humas Panitia “Zakir Naik Visit Indonesia 2017”, dalam keterangan persnya, di Jakarta  pada Ahad 12 Maret 2017, mengatakan safari dakwah Zakir Naik akan keliling di enam kota Indonesia dari tanggal 1 s.d 10 April 2017: Kampus Universitas Indonesia/UPI, Bandung (02 April 2017), UMY Yogyakarta (03 April 2017); selanjutnya Pondok Gontor Ponorogo, 04 April 2017. Selanjutnya di Bekasi (08 April 2017) dan Makassar (10 April 2017).

Dan seperti biasanya di negara-negara lain, setiap kehadiran dan ceramah Zakir Naik dalam suatu forum, selalu mengundang sikap pro kontra. Ceramahnya telah dan akan dihadiri banyak orang. Tapi Hamka Haq, tokoh PDIP memfosting status sindiran di akun Facebook-nya: “Aneh. Ngaji penerapan syariat dlm negara PANCASILA dri org asing yg NOL paham ttg Negara Pancasila, tentulah hasilnya ISLAM MELAWAN PANCASILA”.

Yang menarik sebelum memulai safari dakwahnya di Indonesia, Zakir Naik bertemu dengan beberapa pihak: MUI, Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Ketua MPR Zulkifli Hasan. Tapi Muhammadiyah juga mewanti-wanti agar Zakir Naik memberikan ceramah yang mencerahkan, jangan memicu kontroversi.

Saya kembali melihat ulang dan mencermati beberapa ceramah Zakir Naik di negara lain, yang rekamannya beredar luas di media sosial dan Youtube. Dan berikut adalah catatannya:

Pertama, pernyataan-pernyataan Zakir Naik terhadap setiap kasus/isu yang disampaikan, secara umum,  sebenarnya bukan persoalan baru. Namun salah satu kekuatan atau daya pikat ceramah-ceramah Zakir Naik adalah logika sederhana yang mudah dicerna audiensnya, ketika berdiskusi dan berargumentasi tentang suatu masalah.

Kedua, keunggulan kedua Zakir Naik adalah karena berceramah dengan Bahasa Inggris, dan itu berarti audiensnya adalah masyarakat global. Setahu saya, banyak sekali ulama dan cendekiawan di Indonesia yang memiliki kemampuan setara at­­au bahkan melebihi Zakir Naik. Tapi seperti umumnya ulama dan cendekiawan Indonesa, kemampuan Bahasa Inggris, di bawah rata-rata. Konsekuensinya, audiensnya para ulama dan cendekiawan Indonesia adalah audiens nasional.

Ketiga, adalah sesuatu yang unik dalam setiap penampilan Zakir Naik, yang mungkin jarang dicermati: kostumnya relatif konsisten yakni berjas, berdasi, mengencakan peci haji warna putih, bersepatu. Ini agak aneh misalnya jika dibanding dengan ulama bersarung dan bersongkok hitam, atau berjubah dan berimamah dan berselendang pula.

Keempat, karena berlatar belakang pendidikan sebagai dokter kesehatan, dengan spesialis bedah, banyak orang yang sinis dan mengatakan, Zakir Naik tidak memiliki otoritas sebagai seorang ulama, dan bacaan Arabnya (ketika mengutip Quran dan Sunnah) konon tidak fasih. Menurut saya, setelah mendengar ceramahnya, untuk ukuran lidah seorang warga India, Zakir Naik cukup fasih. Makhraj (artikulasi) hurup Arabnya benar.

Kelima, dari berbagai paparannya, Zakir Naik terkesan kuat bukan seorang ahli fikhi. Tapi cukup menguasai informasi tentang pemikiran Islam. Dan tentu saja cukup mendalami isu-isu kontemporer global yang berkaitan dengan Islam dan umat Islam.

Keenam, beberapa negara telah memutuskan tidak memberikan entry visa ataupun melarang Zakir Naik berceramah, antara lain Inggris, Kanada, Bangladesh. Salah satu alasannya karena pernyataan atau materi ceramahnya dianggap berpotensi memicu intoleran, disharmoni sosial, radikalisme.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline