Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Operasi Mosul Hari Ke-14, Iran Mengancam Akan Bangun Pangkalan Militer Dekat Mosul

Diperbarui: 30 Oktober 2016   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Hari ini, Operasi Mosul genap berusia dua pekan (hari ke-14, Sabtu, 29 Oktober 2016). Dan belum satupun unit pasukan gabungan yang berhasil melakukan penetrasi ke dalam kota Mosul. Di tataran politik, perdebatan tentang masa depan Mosul malah makin meruncing antara Iran-Baghdad vs Ankara, yang ditingkahi penyerbuan milisi Syiah ke kota Tal Afar.

Pertengkaran itu sudah lama, dan mengemuka kembali karena dipicu pengerahan kombatan Popular Mobilization Forces (PMF = milisi-milisi Syiah) ke arah Tal Afar sejak Sabtu pagi (29 Oktober 2016). Pengerahan ini terjadi bertepatan dengan penegasan Koalisi pimpinan Amerika untuk menghentikan Operasi Mosul selama dua hari.

Terkait dengan pengerahan milisi Syiah ke Tal Afar, Presiden Turki yang mengancam tidak akan mentolerir pelanggaran berupa pembantaian oleh PFM di Tal Afar, seperti yang dilakukan TMF sebelumnya ketika mereka terlibat dalam operasi pembebsan Tikrit, Ramadi dan Fallujah.

Pihak Amerika pun masih menolak memberikan bantuan cover udara untuk pasukan PMF yang menyerbu Tal Afar. Beberapa tokoh Sunni Irak, seperti Ayyad Alawi menegaskan, peran milisi Syiah sebaiknya di front belakang saja.

Sejak awal Operasi Mosul, Turki bersikeras ikut dan mengontrol pertempuran di Kota Mosul, dan memobilisasi sekitar 3.000 pasukannya di wilayah Ba’shiqah (sekitar 23 km arah timur laut Kota Mosul). Alasan yang sering dikemukakan Turki: mencegah terjadi pembantaian warga Sunni di Mosul dan sekitarnya oleh milisi-milisi Syiah. Turki juga sesekali menyinggung soal sejarah Mosul: pernah menjadi bagian dari Dinasti Usmaniyah (Ottoman).

Tapi Baghdad dan Teheran menolak partisipasi Turki dalam Operasi Mosul. Amerika juga sudah berkali-kali menegaskan, Turki bukan bagian dari Koalisi Internasional dalam Operasi Mosul.

Sebagai upaya menetralisir sikap Turki, Iran mulai angkat bicara dengan mengancam: bila Turki tetap mempertahankan kehadirannya di Ba’shiqah, maka Iran akan membangun pangkalan militer yang permanen di Qayyarah, sektiar 100 km ke arah selatan Mosul. Cuma ancaman Iran itu sebenarnya lebih sebagai gertak. Sebab, sejak dibebaskan pada 25 Agustus 2016, bandara Qayyarah sudah dijadikan pangkalan udara Amerika dan Pasukan Gabungan. Semua logistik Operasi Mosul diangkut melalui bandara Qayyarah.

Catatan:
Keterlibatan kombatan milisi-milisi Syiah, yang didukung oleh Iran tampaknya telah-dan-akan terus menjadi faktor pemicu utama pertengkaran antara Baghdad – Teheran – Ankara, dan boleh jadi juga nantinya Riyadh akan ikut. Pernyataan Masoud Barzani pada 27 Oktober 2016 bahwa pasukan Peshmerga tidak akan masuk ke Kota Mosul juga merupakan upaya tidak melibatkan diri dalam “pertengkaran” tersebut.

Syarifuddin Abdullah | Ahad, 30 Oktober 2016 / 29 Muharram 1438H

Sumber tulisan: Aljazeera. Alhayat, AlArabiya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline