Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Sepuluh Muharram 1438H

Diperbarui: 10 Oktober 2016   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Muharram–Asyura, Muharram–Asyura # Kecamuk sejarah itu sungguh sulit dikira # Di relung umat, menyisakan trauma lara

Memperingati leher-leher yang pernah dipenggal # Asyura’ yang tercatat sepuluh Muharram di tanggal # Memori tragis itu sungguh tak gampang ditinggal

Di Asyura’, ambisi kekuasaan adalah segala # Kesumat kabilah membubung di semua kepala # Pilih: anda-dia-atau-saya yang jadi sapi benggala

Hanya kepada laga tragis, ingatan jamaah merujuk # Kepada pemenggal cucu dan ayahnya itu jari menunjuk # Laga sejarah yang akan selalu mengobarkan saling tunjuk

Merawat masa lalu, melanggengkan keutuhan sadar # Tak peduli masa kini dan depan jamaah kian memudar # Padahal semua umat memerlukan gairah laga Badar

Karakter Rahman, Rahim, Rahma tak lagi orang peduli # Sebab setiap jamaah lebih memilih saling mem-bully # Padahal hanya kepada Satu jua semua kan kembali.

Syarifuddin Abdullah | Senin, 10 Oktober 2016 (Senin malam sudah masuk 10 Muharram 1438H)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline