Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Donald Trump Saja Minta Maaf

Diperbarui: 8 Oktober 2016   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: washingtonpost.com

Untuk setiap kesalahan, tidak ada pilihan lain yang lebih baik kecuali minta maaf. Dan itu yang dilakukan Capres Amerika Donald Trump pada 8 Oktober 2016: “I said it, I was wrong, I apologize... I do regret it” (benar saya mengatakannya, saya telah berbuat salah dan saya meminta maaf... Saya sungguh menyesalinya).

Permntaan maaf itu dilakukan sebagai pengakuan atas pernyataannya pada 2005, yang rekamannya dibocorkan The Washington Post, pada Jumat malam 7 Oktober 2016. di mana Donald Trump mengatakan: “When you’re a star, you can grope women... Do anything!” (kalau Anda seorang bintang, Anda bisa meraba wanita...Melakukan apa saja).

Ketika pernyataan itu menjadi wacana publik di semua stasiun Amerika, tim suksesnya pontang-panting mengelola pekerjaaan tambahan, padahal pekerjaan sebelumnya yang juga muncul akibat ulah dan pernyataan Trump belum selesai, dan begitu seterusnya.

Permintaan maaf Donald Trump menjadi istimewa karena sebelumnya, dia pernah mengatakan, tidak akan pernah meminta maaf.

Dengan intensitas yang mungkin lebih rendah, tim sukses Ahok juga perlu terus on red alert (siaga satu) untuk mengantisipasi ulah dan pernyataan Ahok, yang berpotensi mempengaruhi elektabiltiasnya di Pilkada DKI 2017.

Figur seperti Donald Trump atau Ahok termasuk kategori orang yang sulit mengontrol substansi pernyataannya. Orang bilang: ceplas-ceplos, meledak-ledak pada setiap kesempatan, bahkan untuk sesuatu yang tidak dikuasainya.

Dan pembaawaan seperti itu sangat rentan mengalami slip. Repotnya, karakter itu tak gampang diubah dalam waktu singkat. Karena itu, bisa dipastikan, selama lima bulan ke depan, Ahok akan tetap pada gayanya.

Tim sukses Ahok mestinya sudah punya tim kecil yang khusus bertugas mengantisipasi – dan kalau bisa – “mendahului pikiran Ahok”. Mengelola figur seperti Donald Trump atau Ahok, sungguh pekerjaan yang sulit. Tapi sekali lagi, untuk setiap kesalahan, tidak ada pilihan lain yang lebih baik kecuali minta maaf.

Syarifuddin Abdullah | 08 Oktober 2016 / 07 Muharram 1438H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline