Belum ada jadwal pasti penyerbuan Mosul. Tapi pada 21 September 2016, Jenderal Joe Dunford, Kepala Staf Gabungan Pasukan Koalisi pimpinan Amerika mengatakan, “Memasuki awal Oktober, pasukan regular Irak sudah siap dikerahkan, dan telah memiliki semua perlengkapan yang diperlukan untuk Operasi pembebasan Mosul”. Sebelumnya, beberapa operasi pendahuluan sudah mencetak kemajuan signifikan. Pada 25 Agustus 2916, pasukan Irak berhasil merebut kota Qayyarah yang memiliki pangkalan udara.
Tinggal persoalan waktu saja, dan boleh jadi akan segera dimulai pada paruh pertama Oktober 2016. Semua berharap dan mengagendakan, persoalan Mosul sudah harus selesai sebelum tahun 2016 berakhir. Dalam pertemuannya dengan PM Irak Haidar Abbadi di di sela-sela Sidang Umum PBB September 2016, Presiden Amerika Barack Obama mengatakan, Battle of Mosul bisa dimulai lebih cepat.
Mosul memang harus dan wajib dibebaskan, berapapun harganya. Sebab membiarkan Mosul terus dikuasai oleh kombatan ISIS (selanjutnya disebut IS = Islamic State) akan menjadi beban harga diri bagi semua kekuatan global yang aktif dalam agenda War on Terror.
Dan berdasarkan data awal, pasukan yang terlibat langsung dalam rencana perebutan Mosul terdiri dari koalisi empat kaki: Koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat, pasukan reguler Irak, milisi-milisi Syiah di Irak (popular dengan sebutan Popular Mobilization Forces) dan pasukan Peshmerga Kurdi. Jumlah total personilnya tak bisa diperkirakan, karena angka-angka bergerak sangat dinamis. Tapi paling kurang sekitar 20.000 personil.
Selama ini, pertempuran sporadis sebenarnya tidak pernah berhenti. Dan pada 25 Agustus 2016, pasukan Irak dengan bantuan Amerika berhasil merebut pangkalan udara Qayyarah yang berjarak sekitar 103 km ke rah selatan Mosul, dan kini menjadi markas pasukan Amerika. Pada 22 Agustus 2016, sempat muncul berita bahwa pangkalan Qayyarah diserang dengan rudal berbahan kimia, awalnya diduga gas mustard, namun kemudian dipastikan tidak mengandung gas mustard (satu jenis gas yang pertama kali digunakan pada Perang Dunia I, dan sering digunakan dalam Perang Irak-Iran tahun 1980-an.
Taktik IS mempertahankan Mosul
Di atas kertas, merebut kembali Mosul dari cengkeraman IS sebenarnya akan menjadi pertempuran tidak imbang antara kombatan IS melawan pasukan Koalisi empat kaki (Koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat, Pasukan Reguler Irak, milisi-milisi Syiah di Irak dan pasukan Peshmerga Kurdi).
Tapi semua sepakat, kombatan IS akan melawan sampai prajurit terakhir. Opsi menyerah ditiadakan. Dan untuk mempertahankan Mosul selama mungkin, kombatan IS kemungkinan akan menyiapkan tiga taktik yang berjalan simultan:
Pertama, menggali parit yang mengelilingi Kota Mosul, yang diisi drum berisi minyak, yang pada saatnya akan dibakar untuk menjadi barikade api guna menghadang gerak maju pasukan darat koalisi. Namun taktik ini tidak akan mampu bertahan lama, dan lebih berfungsi untuk memperlambat gerak maju pasukan koalisi.
Kedua, melancarkan serangkaian operasi bom bunuh diri secara simultan, baik terhadap pasukan penyerang, ataupun operasi bom bunuh diri di kota-kota Irak lainnya guna mengalihkan perhatian. Taktik ini pun tidak akan berpengaruh besar dalam proses perebutan Mosul.
Ketiga, dalam kondisi terpojok, terbuka kemungkinan IS akan menggunakan senjata non konvensional berupa senjata kimia, khususnya gas mustard. Penggunaan senjata non-konvensional akan berdampak pada tiga hal: memperlama durasi tempur, menimbulkan korban massif, dan peta pertempuran bisa berubah radikal.