Lihat ke Halaman Asli

syarifuddin abdullah

TERVERIFIKASI

Penikmat Seni dan Perjalanan

Pilpres Amerika 2016: “How Can 59,054,087 People be So Dumb?"

Diperbarui: 29 Juni 2016   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilres Amerika 2016 - Edition.com

How can 59,054,087 people be so DUMB? (Bagaimana bisa 59.054.087 pemilih Amerika bersikap begitu dungunya)”. Kalimat itu adalah pertanyaan yang menjadi headline Daily Mirror, Inggris, begitu hasil Pilpres Amerika 2004 diumumkan, yang dimenangkan oleh George Walker Bush (Bush Jr.), mengalahkan John Kerry.

Kesal, sebab menurut Daily Mirror, akal sehat justru menuntut untuk tidak lagi memilih George W Bush, ketika itu, sebagai presiden untuk periode kedua, dan semestinya memilih John Kerry.

Harian The Gurdian (edisi 11 November 2004) kemudian mempertegas pertanyaan tersebut “Just how dumb are those American voters (Bagaimana mungkin pemilih Amerika sedemikian bodohnya?”) Tapi di akhir artikelnya, The Guardian menulis begini “The dumb president may be smarter than the Daily Mirror thinks. (presiden bodoh itu barangkali saja lebih cerdas dibanding yang dipikirkan oleh Dailry Mirror”.

Dan kita semua tahu, hasil pemilihan 2004 itu, selama empat tahun kemudian (sampai 2008), terbukti membuat Amerika terpuruk, terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam berbagai operasi hitam, ekonomi terpuruk. Sebab, sekali lagi, akibat perilaku bodoh para pemilih Amerika yang memilih Bush Jr. Tetapi nasi sudah menjadi bubur.

Dan kebodohan itu tampaknya berpotensi terulang kembali pada Pilpres 2016, yang di atas kertas hampir pasti akan diperebutkan antara Donald Trumph (Republik) melawan Hillary Clinton (Demokrat).

Ketika akhirnya memenangkan Pilpres 2008, Obama mewarisi puing-puing kerusakan yang dibuat oleh dua periode kepresiden Bush Jr. Meskipun tidak sukses maksimal, tetapi Obama berusaha memperbaikinya selama dua periode kepresidenan.

Tapi di mata Donald Trump, Obama adalah presiden Amerika terlemah dalam sejarah. Trump kemudian menawarkan sejumlah gagasan kontroversial: bahwa Amerika harus menggunakan kekuatan penuhnya untuk memberantas terorisme dengan alasan menjaga keamanan nasional Amerika. Bukan hanya itu, Donald Trump kemudian meniupkan semangat permusuhan terhadap Islam dan umat Islam secara membabi buta.

Jika dibandingkan, berdasarkan pernyataan-pernyataannya sepanjang masa kampanyenya, Donald Trumph jauh lebih sadis ketimbang Bush Jr.

Untunglah, berbagai polling menunjukkan Hillary Clinton masih unggul. Namun, berdasarkan pengalaman, perbedaan suara pemenang dan yang kalah dalam Pilpres Amerika tidak pernah terpaut terlalu jauh. Artinya, tetap ada kemungkinan Donald Trump mengungguli Hillary Clinton. Dan boleh jadi memang Donald Trump lebih cerdas dari semua pemilih Amerika.

Karena itu, ketika hasil Pilpres Amerika diumumkan pada Nopember 2016, kita mungkin (saya berharap tidak) akan menulis ulang pertanyaan Daily Mirror dan The Guardian pada tahun 2004: “Just how dumb are those American voters (Bagaimana mungkin pemilih Amerika bisa sedungu itu?)”

Syarifuddin Abdullah | Senin, 20 Juni 2016 / 15 Ramadhan 1437H.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline