Lihat ke Halaman Asli

Febri Trifanda

Lux in tenebris

Puisi : Terpenjara dengan Malang

Diperbarui: 1 Februari 2022   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahan Pribadi

DI SEBUAH PEMBARINGAN RAGA YANG TAK BERPENGHALANG.
TIBA-TIBA MUNCUL BALA TENTARA KESUNYIAN TANPA DIUNDANG.
IA DATANG MENYELINAP KE PENJURU SUKMA DENGAN SANGAT KENCANG.
PADAHAL SEMUA PINTU TELAH KU TUTUP TANPA ADA SEDIKITPUN CELAH DAN RUANG.

TAPI DENGAN GAGAH BERANI NYA IA MENDOBRAK PINTU-PINTU SANUBARI DENGAN BERENTANG.
MENYELINAP DIAM-DIAM DARI PINTU BELAKANG.
KALA ITU, AKU SEDANG BERPESTA DENGAN RIANG YANG TERBENTANG.
TANPA ADA PERTANDA, IA LANGSUNG MENIKAM KU DENGAN BUMERANG.

AKU PUN SONTAK TERBELINTANG DI DALAM CANANG.
MENGERANG KESAKITAN ULAH TUJAMAN SUNYI YANG MEMBANGKANG.
AKU PUN MEMBERONSANG, KAU PECUNDANG !.
UJAR KU PADA SUNYI YANG MENGGEMILANG.

LALU, IA PUN TERTAWA GIRANG SETELAH BERHASIL MEMELUK SINGGASANA KU DENGAN GAMPANG.
IA RENGGUT PESTA KU SERAYA MEMBUBARKAN RAMI DI SEKITAR KUMANDANG.
HHH. IA PUN  MENJADI KIAN MENGEKANG DIRI TANPA ADA KEINGINAN UNTUK SEGERA HENGKANG.
HINGGA WAKTU KU TERBUANG DI DALAM PENJARA SUNYI YANG MENJELANG.

KINI, TAK ADA LAGI RAMI YANG BERTANDANG APALAGI TAMU YANG KERAP LALU LALANG.
ULAH SUNYI YANG ENGKAU KIRIMKAN SERDADU NYA KE PANGKUAN KU YANG LAPANG.
KASIH, JIKA INGIN MU BELUM TERLELANG PADA KUMBANG LAIN NAN MENGGEMINTANG.
MASIH ADAKAH TEMPAT MERAJUT BENANG MERAH UNTUK MEWUJUDKAN CINTA YANG TAK PERNAH LEKANG ?.

Febri Trifanda 

Timpeh, Dharmasraya

02 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline