Lihat ke Halaman Asli

Sabda Batu

Blogger

Api yang Menyala

Diperbarui: 21 Agustus 2024   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Api yang Menyala (Foto: zibihuma.blogspot.com)

Di sebuah desa terpencil yang terletak di kaki gunung, hiduplah seorang gadis muda bernama Lintang. Lintang dikenal sebagai sosok yang penuh semangat, dengan mata yang selalu bersinar secerah bintang di langit malam. Namun, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar senyumnya yang manis; Lintang menyimpan sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh segelintir orang, sebuah kekuatan misterius yang membuatnya berbeda dari yang lain.

Desa tempat Lintang tinggal adalah desa yang damai dan tentram, dikelilingi oleh hutan lebat dan sungai yang jernih. Namun, desa itu juga dikenal sebagai tempat yang memiliki api abadi. Api ini tidak seperti api biasa, ia menyala dengan warna yang indah---merah, kuning, dan biru---berpadu dengan sempurna seperti pelangi yang berkobar. Api ini berada di sebuah kuil kuno di tengah hutan, dan dipercaya sebagai pelindung desa dari segala marabahaya.

Lintang memiliki hubungan yang khusus dengan api tersebut. Sejak kecil, ia merasa tertarik untuk mendekati api itu. Meskipun orang-orang desa mengatakan bahwa hanya orang-orang tertentu yang boleh mendekati kuil, Lintang selalu merasa bahwa api tersebut memanggilnya. Seolah-olah ada sesuatu yang lebih besar yang sedang menunggunya di sana.

Suatu malam, ketika Lintang berusia lima belas tahun, ia memutuskan untuk mengikuti kata hatinya dan pergi ke kuil api abadi. Malam itu begitu tenang, hanya suara gemerisik daun dan aliran sungai yang mengiringi langkahnya. Sesampainya di kuil, Lintang merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Api yang berkobar di depan matanya tampak begitu memikat, seakan hidup dan memiliki jiwa.

Lintang duduk di depan api itu, merasakan hangatnya yang aneh. Ia tidak merasa takut, sebaliknya, ada rasa tenang yang menyelimutinya. Tiba-tiba, api itu berkobar lebih besar, dan dari dalam nyalanya, muncul sesosok makhluk yang tampak seperti manusia, namun dengan rambut yang terbuat dari api. Matanya berkilat seperti bara, dan wajahnya menampilkan senyum yang ramah.

"Lintang," suara makhluk itu lembut namun tegas, "Aku adalah Penjaga Api. Sudah lama aku menunggumu."

Lintang terkejut, namun ia tidak merasa takut. "Siapa kamu? Dan kenapa kamu menungguku?"

Makhluk itu menatapnya dengan mata yang penuh kebijaksanaan. "Kamu adalah pewaris dari api ini, Lintang. Dalam dirimu mengalir darah leluhur yang dahulu kala menyalakan api ini untuk melindungi desa. Sekarang, giliranmu untuk menjaga dan memahami kekuatan yang ada di dalamnya."

Lintang terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. "Bagaimana caranya? Aku tidak tahu apa-apa tentang kekuatan ini."

Penjaga Api tersenyum. "Kekuatan ini bukanlah sesuatu yang harus kamu kuasai dengan kekerasan. Ini adalah kekuatan yang berasal dari dalam dirimu sendiri---keberanian, cinta, dan pengorbanan. Kamu akan belajar seiring waktu. Yang terpenting adalah hatimu, yang selalu mendengar panggilan api ini."

Setelah berkata demikian, Penjaga Api kembali masuk ke dalam nyala api, meninggalkan Lintang yang kini merasa sedikit bingung namun penuh semangat. Ia tahu bahwa hidupnya tidak akan sama lagi. Sejak malam itu, Lintang merasa lebih dekat dengan api, seakan-akan ada percikan dari api abadi itu yang kini menyala di dalam dirinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline