Lihat ke Halaman Asli

Sabar Setiyanto

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Sains Al Qur'an Jawa Tengah di Wonosobo

Penjelasan Sistem Tata Surya dalam Sains dan Al Qur'an

Diperbarui: 26 Juli 2024   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : iStockKredit : ChrisGorgio

Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang terkait oleh gaya gravitasinya. Diantara objek tersebut yakni delapan planet (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus), berbagai benda langit seperti asteroid, komet, dan satelit. Planet-planet ini berevolusi pada matahari dikarenakan adanya gaya gravitasi matahari yang membuat planet tetap berada pada orbitnya.

Hal ini sama seperti yang terjadi antara bumi dan bulan dimana bulan mengorbit pada bumi karena adanya gaya gravitasi bumi. Dengan adanya gaya tersebut menjadikan matahari sebagai pusat tata surya dan bintang terbesar yang terdekat dengan bumi.

Massa matahari yang begitu besar membuatnya memiliki gaya gravitasi cukup besar dan bahkan disebut 30 kali lebih besar dari gaya gravitasi bumi, ini karena matahari memiliki massa 333.000 kali massa bumi dan merupakan benda langit terbesar dalam sistem tata surya. 

Al Qur'an menjelaskan dalam Q.S. Yasin (36) : 38-40 yang artinya

"Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya."

Surah di atas menjelaskan bahwa matahari bergerak pada garis edarnya begitupun dengan benda-benda langit lainnya ke arah yang telah ditentukan.

Pengetahuan di atas ternyata baru terungkap oleh para ilmuwan pada awal abad 20 masehi. Karena sebelum abad 20 masehi tersebut, para ilmuwan masih meyakini bahwa matahari tidaklah bergerak dan hanya diam ditempat. Padahal di Al Qur'an sendiri mengenai pergerakan matahari sudah dinyatakan dari abad 7 masehi. 

Hingga pada akhirnya muncul astronom yang menyatakan bahwa matahari memiliki gerakan dan arah tertentu. Fakta ini baru terkuak setelah berabad-abad lamanya dan di Al Qur'an sudah dinyatakan jauh sebelum itu. Ini membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Tuhan Sang Pencipta alam semesta dan tidak ada pertentangan di sana antara sains dan Al Qur'an.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline