Lihat ke Halaman Asli

Logika Mudah tentang Pemerataan Akses Internet dan Masa Depan Bangsa

Diperbarui: 28 Februari 2017   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi akses Internet. Sumber : https://www.google.co.id/search?q=Akses+Internet&espv=2&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwivse-D-LDSAhWDJ5QKHVjaAbAQ_AUICCgB&biw=1024&bih=700#imgrc=haE9T3jJRgaHIM:

Akses Internet sebagai jembatan Interaksi Digital.

Secara gampang, Interaksi Digital dapat diartikan sebagai Komunikasi yang dilakukan melalui Jaringan Internet dalam berbagai bentuk, baik itu antara orang per orang dalam satu wilayah, maupun perorangan atau badan dalam hubungan secara global international.

Menurut survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (AJPII) pada tahun 2016, hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan internet di Indonesia masih belum merata. Untuk daerah-daerah yang lokasinya berada di Indonesia bagian timur Indonesia, pengguna internetnya masih tergolong kecil. Kecilnya pengguna internet di wilayah-wilayah tersebut, salah satunya adalah dikarenakan oleh sulitnya mendapatkan akses internet. 

Adalah McKinsey & Company, sebuah Konsultan Management Multinasional, yang merupakan salah satu perusahaan manajemen konsultan paling terkemuka, dan telah bekerjasama dengan lebih dari 80% Perusahaan-perusahaan terbesar  di dunia. Dalam sebuah Risetnya, menemukan bahwa ada korelasi positif antara kesiapan Teknologi Informasi (IT), dengan daya saing ekonomi suatu bangsa. Riset menunjukkan pada setiap 10% peningkatan penetrasi broadband, akan berdampak positif pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,21 hingga 1,38%. [1]

PT Telkom meluncurkan Satelit 3S.

http://satelittelkom3s.com/jelajahangkasa


PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM), adalah sebuah Perusahaan Nasional dalam bidang Informasi dan Komunikasi (infokom) terbesar di Indonesia. PT. Telkom mempunyai keinginan untuk meratakan akses Informasi ke seluruh penjuru Nusantara. Sehingga, pada tanggal 15 Februari 2017, PT Telkom kembali meluncurkan Satelitnya yang ke-9, yang diberi nama Satelit Telkom 3S, dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, menuju orbit geostationernya. Satelit Telkom 3S tersebut adalah merupakan pengganti dari Satelit Telkom 3 yang diluncurkan pada 06 Agustus 2012, dari Bandar Antariksa Baikonur, Kazakhstan, karena Satelit tersebut gagal mencapai orbitnya.

Dikutip dari Kompas.com, "Satelit Telkom 3S diluncurkan untuk mengoptimalkan izin satelit di kapling yang ada, sekaligus untuk ekspansi bisnis Telkom," kata Direktur Jaringan Teknologi Informasi dan Solusi, PT Telkom, Abdus Somad Arief, pada Jumat 3/2/2017 di Jakarta.

Selain dari pada itu, Peluncuran Satelit 3S tersebut, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan komunikasi nasional. Penempatan orbitnya berada di atas Selat Makassar, pada ketinggian 35.736 kmdpl, di atas garis Khatulistiwa, sehingga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan akses Informasi bagi Wilayah Indonesia Timur. Satelit Telkom 3S sendiri akan melengkapi 2 Satelit Telkom yang telah dioperasikan sebelumnya, yakni Satelit Telkom 1 danTelkom 2 yang diposisikan pada Koordinat yang berbeda. 

Telkom 3S dirancang memiliki  49 transponder. Dengan demikian, saat Telkom 3S beroperasi 2 bulan mendatang, PT Telkom akan mengelola total 109 transponder dari 3 satelit. Hal itu akan dapat menekan ketergantungan PT Telkom pada satelit asing. Saat ini, PT Telkom telah mengoperasionalkan 60 Transponder dari 2 satelit miliknya sendiri, dan menyewa 67 Transponder dari satelit milik asing. 

"Tambahan Transponder membuat layanan jasa satelit lebih cepat, murah, dan efisien," ucap Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom, Tonda Priyanto.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline