Lihat ke Halaman Asli

Rumah dan Kelurga Sebagai Basis Pendidikan Anak

Diperbarui: 19 Desember 2016   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rumah adalah istana untuk keluarga, dan keluarga sebagai penghuni istana tersebut. Orang tua (ayah dan ibu) sebagai raja dan ratunya. Orang tua adalah figur terpenting dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anaknya. Mengapa orang tua disebut sebagai figure terpenting dalam suatu istana? Hal tersebut, dikarenakan perkembangan kepribadian positif anak dipengaruhi oleh pola komunikasi orang tua terhadap anaknya. Jika, pola komunikasi orang tua terhadap anaknya baik, maka akan baik pula pola komunikasi anak pada lingkungannya. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus menjadi teladan bagi anak dalam memberikan contoh perilaku yang positif melalui komunikasi dua arah yang positif.

Kepribadian dan karakter anak yang dibimbing sejak dini dalam lingkungan keluarga menjadi modal bagi anak untuk mengahadapi dunia luar. Bimbingan orang tua akan menjadikan anak berkarakter kokoh dan mampu mandiri menghadapi masalah, baik masalah itu berasal dari diri anak sendiri maupun dari luar dirinya. Selain itu, anak mampu dalam beradaptasi dengan lingkungan yang mudah berubah dan rentan terhadap pengaruh yang tidak baik.

Setinggi apa pun prestasi akademik anak di sekolah, semua tidak akan bermanfaat jika prestasi anak tersebut tidak bermanfaat dalam kehidupan keseharian anak di dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Kebanyakan anak mengalami keadaan dimana berprestasi dalam bidang akademk tapi tidak percaya diri menghadapi dunia luar. Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Kenyataanya, anak yang seperti itu tinggal dalam lingkungan keluarga yang kikir terhadap perhatian dan kasih sayang. Orang tua hanya sibuk dengan dunia pekerjaannya, yang menjadikan anak hidup dalam dunia yang haus akan kasih, sayang, dan perhatian. Hal tersebut sangat mencengangkan, karena mereka hidup kesepian di tengah fasilitas kehidupan yang lengkap atau bahkan mewah. Orang tua mengidamkan anak yang tumbuh dengan sempurna, akan tetapi melupakan bahwa rumah adalah tempat pendidikan nomor satu, tetapi malah semua diserahkan kepada sekolah. Masalah ini terjadi karena orang tua berfikiran bahwa pendidikan itu hanya ada di sekolah dimana harus ada guru sebagai tutorial pendidikan.

Memang pendidikan di sekolah itu penting tetepi banyak hal yang dilupakan dalam pembelajaran di sekolah atau bahkan tidak dipelajari di sekolah yang seharusnya diajarkan di rumah oleh orang tua. Seperti, konsep diri, konsep hidup, serta kemandirian yang justru merupakan materi yang paling dasar namun tidak tercantum dalam kurikulum pembelajaran di sekolah. Disinilah peran orang tua untuk mengajari hal-hal yang mendasar tersebut. Jika tidak, maka kita bisa lihat keseharian anak-anak sekarang kebanyakan adalah sia-sia dan tidak bermanfaat.

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak sangatlah penting, oleh karenanya hubungan antara orang tua dan pihak sekolah haruslah ada. Selanjutnya, orang tua sangat dianjurkan memliki ikatan atau terlibat langsung dengan pendidikan anak di sekolah, agar orang tua dapat membantu anak dalam pengembangan ilmu yang didapatkannya di sekolah. 

Ilmu yang didapatkan anak di sekolah, tidak semua bisa langsung dipraktekkan anak di sekolah. beberapa anak akan mempraktekkannya di rumah, seperti membaca doa keluar rumah, cuci tangan ketika makan, sikat gigi sebelum tidur, dan yang lainnya. Disinilah peran orang tua anak berlaku. Dengan ikatan yang baik antara pihak sekolah dan orang tua, pihak sekolah akan berkomunikasi seberapa ilmu apa saja yang dipelajari di sekolah. sehingga orang tua akan membantu anak dalam pengaplikasian ilmu-ilmu yang dididapatnya di sekolah.

Hal yang menjadi umum dan tabu di masyarakat adalah keluhan masyarakat dan pihak sekolah yang berkaitan dengan kenakalan anak. Anak sering melakukan prilaku-prilaku menyimpang sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah baik itu masalah dalam sekolah maupun masalah di lingkungan sekolah yang dapat dipertontonkan oleh masyarakat umum. 

Sering melakukan perbuatan-perbuatan atau tindakan yang merugikan, baik itu merugikan pihak sekolah maupun merugikan masyarakat pada umumnya. Seakan-akan tidak pernah mendapat bimbingan tentang karakter dan kepribadian yang baik dari kedua orang tua. Hal tersebut merupakan kata-kata yang sering terucap di masyarakat ketika melihat anak-anak berprilaku yang menyimpang. Masyarakat akan menilai bahwa prilaku dan karakter yang tidak baik merupakan turunan dan ajaran dari orang tua kepada anak.

Oleh karena itu, mengapa orang tua dinilai sebagai basis pendidikan untuk anak. Hal tersebut menyatakan bahwa peran kedua orang tua sangat mendominasi dari figure lain dalam perkembangan karakter dan kepribadian anak. Orang tua sangat dianjurkan untuk menjadi guru atau pendidik utama bagi anak pada perkembangan karakter baik. Kepribadian dan karakter kedua orang tua akan sangat banyak mempengaruhi anak. Oleh karenanya, anak perlu mendapat pencerahan atau bimbingan yang baik sebelum anak berkomunikasi dengan lingkungan luar. Kedua orang tua merupakan figure yang ditiru dan diteladani anak.

Menyerahkan atau memberi pendidikan anak ke pendidikan formal terlalu dini juga akan sangat mempengaruhi kepribadian anak. Tidak mustahil apabila anak akan menjadi lebih taat pada gurunya daripada kedua orang tua sendiri, sehingga orang tua akan susah mengatur anaknya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline