Lihat ke Halaman Asli

Suka Duka Sebagai Wanita Karier

Diperbarui: 15 Desember 2016   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemarin saya sempat mewawancarai salah seorang wanita karir yang sudah memiliki keluarga dan mempunya banyak anak. Saya mewawancarainya dikarenakan untuk memenuhi tugas mata kuliah yang saya tempuh sekarang ini, yaitu mata kuliah parenting. Saya juga penasaran bagaimana cara pengasuhannya karena saya melihat dia termasuk sukses dalam mengurus karir dan keluarganya. Nah dan saya akan menumpahkan hasil wawancara saya kemarin bersama beliau dalam tulisan saya ini. 

Saya menulis artikel tentang cara pengasuhan ibu karir agar para ibu karir maupun wanita karir di luar sana mengetahui dampak baik maupun buruknya menjadi seorang ibu karir, yang pada zaman modern ini sangat diidamkan oleh para perempuan-perempuan di dunia. Oke, langsung saja yah :D

Arti atau penjelasan tentang pengasuhan menurut narasumber yang saya wawancarai kemarin adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh orang tua yakni memberikan bimbingan, memberikan rasa aman dan nyaman untuk anak-anaknya. Menurutnya, pengasuhan pada zaman dulu dan zaman sekarang ini sangatlah berbeda jauh, yang dulunya pengasuhan itu dilakukan oleh orang tua sendiri terutama ibu. 

Orang zaman dulu mengasuh anaknya dengan membimbing dan memberikan contoh langsung, dengan kata lain orang tua yang langsung menjadi figur atau contoh yang baik untuk anak-anaknya. Sedangkan Pada zaman sekarang ini, pengasuhan seolah-olah telah tergantikan fungsinya, yang tadinya dilakukan sendiri oleh ayah dan ibunya, kemudian bergeser setelah teknologi berkembang. Orang tua hanya lebih cenderunng melengkapi fasilitas anak, karena menurutnya anak lebih membutuhkan fasilitas yang lengkap daripada orang tua. Selain itu, Orang tua saat ini juga telah banyak mengandalkan pihak lain, seperti baby sister.

Merut narasumber, pengertian pengasuhan dari tahun ketahun tidaklah berubah, hanya yang mengalami perubahan ialah meetode atau cara pengasuhan setiap perkembangan zaman berubah dan perubahan itu ada yang berdampak negative bagi sang anak. Narasumber juga memaparkan poin-poin penting dalam pengasuhan anak-anaknya yaitu sebagai berikut.

  • Memberikan waktu yang cukup untuk anak
  • Membangun komunikasi yang baik
  • Menjadi contoh yang baik unntuk anak dalam keseharian
  • Komitmen menjadi orang tua
  • Selalu berusaha menumbuhkan ikatan batin antara orang tua dan anak
  • Tidak membanding-bandingkan anak
  • Menjadi teman dan pedengar yang baik jika anak curhat
  • Selalu memberikan semangat, dorongan serta motivasi
  • Pengasuhan anak sesuai usia

Narasumber juga berbagi cerita sedikit tentang  pengalamanya mulai dari awal hingga saat ini menjadi ibu karir. Inilah cerita beliau “Ketika bekerja diperusahaan swasta, Antara mengurus pekerjaan dan mengurus rumah tangga apalagi anak sangatlah sulit, anak jadi terlantar, dan akan lebih sering dititipkan ke pembantu. Berbeda dengan PNS, waktu mengurus pekerjaan dan anak sudah mulai bisa terkontrol karena jam kerja saat PNS itu jelas. Ketika anak sering dititipkan ke pembantu, itu sangatlah mempengaruhi perkembangan anak. Seperti anak tumbuh menjadi anak yang pendiam, mudah rapuh, namun anak itu dapat di arahkan. 

Namun sebagai orang tua karier, khususnya ibu, haruslah pintar-pintar mengatur waktu, meskipun capek kerja, luangkanlah waktu untuk mengurus anak, jangan dibebankan semua kepada pembantu. Karena anak juga butuh asuhan dan kasih sayang dari orang tuanya, terutama ibu.”  Begitulah cerita narasumber tentang pengalamannya menjadi ibu karir.

Narasumber juga memberikan tips tentang jangan jadi orang tua yang seperti raja, semua kemauan orang tua harus di jalani anak. Sebagai orang tua yang baik, janganlah memaksakan kehendak pada anaknya. Orang tua pastilah menginginkan hal-hal baik untuk anaknya, maka dari itu, sebagai orang tua sebaiknya hanya memberikan opsi-opsi yang baik, selebihnya biar anak yang menentukan mana yang dia akan pilih untuk dia jalankan. Sebab, jika kita memaksakan kehendak kita ke anak, dan suatu saat terjadi kesalahan, maka anak akan menyalahkan kita (otang tua) . namun, jika itu pilihannya sendiri, ketika terjadi kesalahan itu akan menjadi pelajaran tersendiri untuk anak.  

Jika terjadi perbedaan pendapat antara orang tua dan anaknya, sebagai orang tua haruslah menghargai keputusan anaknya tersebut. Memberikan dukungan, rasa percaya sepenuhnya untuk anak atas apa yang anak pilih. Jika terjadi kendala atas keputusannya tersebut, jangan menyalahkannya. Terus dorong dia agar sang anak mampu menyelesaikan masalah atas pilihannya itu, namun jika ia tidak mampu untuk menyelesaikan masalahnya itu, barulah orang tua membantu memecahkan masalah anak tersebut. Yakin dan percaya, setiap kendala yang di alami anak atas keputusannya sendiri, masalah tersebut akan menjadi pembelajaran untuk anak itu kedepannya.

Itulah hasil dari wawancara dengan narasumber piliahan saya kemarin, semoga bermanfaat bagi para pembaca :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline