Minggu 28/2/2021 di kampus ITERA telah berlangsung Pelatihan Literasi digital dalam program MENTARI (Mandiri, Empati, Nyata, Tertib, Aman, Resik, Integritas) yang bekerjasama dengan Tular Nalar yang dibangun oleh Maarif Institute, Mafindo, Love Frankie, dan selanjutnya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI, dan didukung Google.org.
Pelatihan ini berfokus pada bagaimana mahasiswa bisa berpikir kritis dalam menanggapi wacana yang mengandung unsur Hoax atau Berita bohong. Selanjutnya pelatihan ini memberikan pemahaman tentang literasi media, serta membantu mahasiswa peka terhadap tantangan yang dihadapi di lingkungan era teknologi digital selama pandemic berlangsung.
Nalar Bareng Mahasiswa dari beragam Program Studi
Pelatihan ini di fasilitatori oleh 2 (dua) dosen muda ITERA yang energik dan bersemangat yaitu Bapak Sabar, S.Pd, M.Si dari Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol serta Ibu Putty, S.T., M.Eng. dari program studi Teknik Sistem Energi. Adapun jumlah mahasiswa yang menghadiri pelatihan online sangat antusias dengan jumlah kurang lebih 70 peserta yang terdata dari total minimal yang ditargetkan adalah 50 orang yang berasal dari berbagai program studi.
Pelatihan via ZOOM ini sangat mengundang antusias Mahasiswa karena biasanya jarang sekali ada mahasiswa yang mau mengikuti pelatihan sebanyak ini apalagi di hari weekend "Ujar Ibu Putty". Hal tersebut bisa terjadi karena dosen muda ITERA menggunakan metode Hipnoteaching dalam penyampaian materi di akhir training. Dimana awal training mahasiswa diajak untuk nyaman terlebih dahulu sebelum memulai materi dengan memberikan Slogan dan Yel-Yel penyemangat sebelum Training berlangsung.
Materi yang disampaikan dalam pelatihan ini mencakup Berdaya Internet maksudnya adalah bagaimana mahasiswa bisa mengakses, mengelola dan memverifikasi informasi serta memilih informasi yang baik dan benar untuk kepentingan belajar dan hal bermanfaat bagi lingkungannya. Selain itu mahasiswa juga dituntut untuk bisa berpikir kritis karena tidak semua informasi yang didapatkan dari internet adalah benar.
Oleh karena itu mahasiswa butuh tools atau alat yang bisa memvalidasi kebenaran informasi tersebut apakah informasi tersebut HOAX atau benar sesuai realitas. Dalam pelatihan ini Bapak Sabar, S.Pd., M.Si memberikan beberapa Tips dan Trik dalam mengahadapi Berita HOAX jika dihadapi mahasiswa dalam realitas kehidupan di era digital.
Dalam buku yang berjudul Propaganda als Waffe (Propaganda sebagai Senjata), mengungkapkan bahwa betapa dustanya propaganda (Hoax) Hitler sangat luar biasa untuk bisa memobilisasi pergerakan tentaranya, Adapun teori propaganda tersebut berbunyi "Kebohongan yang diulang terus menerus bisa menjadi kebenaran".
Dalam pelatihan ini juga dijelaskan "betapa hebatnya hoax dalam memecahkan persatuan bangsa. Oleh karena itu, dalam pelatihan ini mahasiswa ITERA dituntut bisa menjadi agen perubahan dalam memutuskan penyebaran Hoax di masyarakat dengan cara ikut berperan aktif dalam memvalidasi data yang beredar dimasyarakat apakah hoax atau tidak" Ujar Sabar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 'hoaks' adalah 'berita bohong.atau tidak bersumber'. Dalam Oxford English dictionary, 'hoaks' didefinisikan sebagai 'malicious deception' atau 'kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat'. Oleh sebab itu pelatihan literasi digital ini sangat penting untuk generasi muda Z supaya mampu mengatasi hoax dalam realitas kehidupan.
Selanjut Bapak Sabar, S.Pd, M.Si dalam penjelasan materinya menyebutkan 5 point skill penting yang harus dimiliki mahasiswa Generasi Z ( Usia Kelahiran 1992-2010) dalam kemampuan literasi digital. Sehingga bisa disingkat judulnya menjadi Tips dan Trik 5M dalam mengatasi Hoax yaitu Mengakses, Mencari, Memverifikasi, Mengelola dan Menyimpulkan.