Lihat ke Halaman Asli

Tak Perlu Khawatir Krisis Politik di Era Jokowi

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1413365166287251876

[caption id="attachment_329211" align="aligncenter" width="496" caption="foto: Indopos"][/caption]


Kunjungan Presiden terpilih Jokowi yang disambut ramah Ketua umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) setidaknya bisa membuat kekawatiran banyak pihakakan terjadinya krisispolitik di era pemerintahan Jokowi mulai sirna.

Sebaliknya muncul optimisme lantaran mulaiterajutnya kembalisimpul komunikasi antara Partai pendukung PrabowoSubianto yang tergabung dalamKoalisi Merah Putihitu dengan Koalisi Indonesia Hebat. Jokowi tidak hanya berkunjung ke ARB tetapi sebelumnya sudah merajut tali silaturrahmi dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan,Ketua DPR RI Setya Novanto, dan KetuaDPD RI Irwan Gusman.

Cukup menyejukan pernyataan ARB dalam perjumpaan dengan Jokowi itu. ARB menjamin tidak akan ada upaya jegal-menjegal dalam arti menjatuhkan pemerintahan Jokowi-JK, namun semua persoalan bisa dibicarakan dan didialogkan secara bermartabat. Semua kebijakan yang baik akan disuport. Yang kurang baik bisa didiskusikan untuk memperbaiki. Begitu janji ARB dalam pertemuan itu.

Safari politik Jokowi yang dilakukan sepekan sebelum pelantikannya itu, patut diapresiasi oleh seluruh anak bangsa. Kita ingin bangsa Indonesia tercinta ini ke depan mulai fokus membenahi persoalan kesejahteraan yang masih melilit sebagian besar wilayah ini. Tingkat pengangguran masih tinggi karena lapangan kerja terbatas. Pertanian belum diurus secara baik sehingga kita ketinggalan jauh dari Vietnam, transportasi laut sedang diwacanakan untuk diperbaiki melalui program tol laut, masalah pendidikan belum sesuai harapan, dan masih banyak lagi.

Karenanya perseteruan politik pasca Pilpres seyogyanya bisa diselesaikan secara bermartabat. Kita percaya, semua pimpinan parpol yang bertarung pada Pemilu 2014 lalu adalah para negarawan. Negarawan tidak lagi berorientasi untuk kepentingan kelompok tetapi untuk kepentingan bangsa. Tak elok kalau sesama negarawan saling bermusuhan, sebaliknya harus saling mendukung untuk kemajuan bangsa, agar Indonesia semakin Hebat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline