Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Saban

ILMU KOMUNIKASI

Clash of Champion Ruangguru Mendorong Kecerdasan Analitis Melalui Tantangan Cryptarithm

Diperbarui: 11 Juli 2024   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Clash of Champion adalah sebuah acara kompetisi yang diselenggarakan oleh Ruangguru, sebuah platform pendidikan terkemuka di Indonesia. Acara ini mengumpulkan mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia untuk berkompetisi dalam berbagai tantangan akademik dan intelektual. Peserta yang terlibat adalah mahasiswa dengan prestasi akademik tinggi yang telah menunjukkan kapasitas luar biasa dalam bidang studi masing-masing. Kompetisi ini diadakan secara online melalui aplikasi Ruangguru, memungkinkan peserta dari berbagai lokasi untuk berpartisipasi secara aktif.

Dalam acara ini, mahasiswa tidak hanya menguji pengetahuan mereka tetapi juga kemampuan adaptasi dan pemecahan masalah dalam situasi yang menantang. Ada komponen interaktif di mana penonton dapat terlibat melalui kuis yang berkaitan dengan episode yang sedang tayang, dengan poin yang dikumpulkan dan ditampilkan dalam sebuah leaderboard. Acara ini bertujuan untuk menginspirasi mahasiswa lain dan memperlihatkan pentingnya keunggulan akademik serta keterampilan pemecahan masalah yang kreatif dan inovatif.

Baru-baru ini, cryptaritma digunakan sebagai tes di acara Clash of Champion yang diadakan oleh Ruang Guru, menambah daya tariknya di kalangan penggemar matematika. Cryptaritma, atau lebih dikenal dengan nama cryptarithm, adalah teka-teki matematika yang melibatkan penggantian huruf dengan angka untuk membentuk pernyataan aritmatika yang valid. Teka-teki ini tidak hanya menawarkan tantangan yang menyenangkan, tetapi juga melatih kemampuan logika dan pemecahan masalah.

Cryptaritma adalah bentuk teka-teki aritmatika di mana setiap huruf atau simbol mewakili digit unik. Tugas utama dalam cryptaritma adalah menentukan nilai angka dari setiap huruf sehingga persamaan aritmatika tersebut benar. Contoh sederhana dari cryptaritma adalah "SEND + MORE = MONEY" di mana setiap huruf harus diganti dengan angka yang sesuai sehingga penjumlahan menjadi benar. 

Teka-teki ini menuntut pemikiran analitis yang mendalam dan sering kali membutuhkan waktu untuk menemukan solusi yang tepat. Teka-teki cryptaritma membutuhkan pemikiran logis dan kemampuan analitis yang tinggi, menjadikannya alat yang baik untuk mengembangkan keterampilan ini di kalangan pelajar dan mahasiswa. Karena sifatnya yang menantang, cryptaritma sering digunakan dalam konteks pendidikan dan kompetisi intelektual untuk menguji dan mengasah kemampuan matematika dan logika peserta.

Sandy, mahasiswa dari National University of Singapore (NUS), telah mengenal cryptaritma sejak dia di sekolah dasar, menunjukkan perbedaan pendekatan pendidikan antara Singapura dan Indonesia. 

Di Singapura, elemen-elemen seperti cryptaritma sudah diintegrasikan dalam pendidikan dasar untuk mengembangkan kemampuan analitis dan numerik sejak dini. Sementara itu, di Indonesia, penggunaan materi pembelajaran yang menantang ini masih belum secara luas diadopsi di sekolah-sekolah dasar, menunjukkan ada ruang yang besar untuk pengembangan dalam kurikulum.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, Indonesia dapat mengambil inspirasi dari pendekatan Singapura dengan mengintegrasikan lebih banyak pembelajaran berbasis masalah dan logika ke dalam kurikulum pendidikan dasar. Ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman matematika dan logika, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan kritis dan pemecahan masalah yang esensial untuk masa depan mereka. Implementasi teknologi dalam pembelajaran juga harus ditingkatkan, memberikan siswa akses ke alat-alat interaktif yang mendukung pengembangan kemampuan analitis dan kreatif.

Selain itu, pengembangan profesional guru juga krusial untuk keberhasilan pendekatan ini. Melalui pelatihan dan workshop yang kontinu, guru dapat diperkaya dengan metode pengajaran yang inovatif dan efektif. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan kurikulum yang lebih inovatif dan global akan mempersiapkan siswa Indonesia tidak hanya untuk keberhasilan akademis tetapi juga untuk kompetisi di panggung dunia, mengikuti jejak negara-negara yang telah berhasil mengintegrasikan pendidikan analitis dan kritis sejak dini.

Melalui kompetisi Clash of Champion yang diadakan oleh Ruangguru, inovasi dalam pendidikan Indonesia kembali terangkat, terutama dalam mengintegrasikan konsep cryptaritma sebagai sarana mengasah kemampuan analitis dan pemecahan masalah mahasiswa. Acara ini tidak hanya menampilkan kemampuan akademis yang tinggi dari para peserta, tetapi juga mendemonstrasikan pentingnya mengadopsi kurikulum yang menantang dan interaktif, serupa dengan pendekatan pendidikan yang telah sukses di negara maju. 

Penyertaan cryptaritma memberikan wawasan baru tentang bagaimana pembelajaran berbasis masalah dapat memperkaya proses belajar, menyiapkan siswa untuk berhasil di kancah global dengan keterampilan kritis yang dibutuhkan di era modern. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline