Lihat ke Halaman Asli

Bahwa Aku Akan Melupakanmu

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mana mungkin aku melupakan semua ini..semua luka yang telah kamu tinggalkan, semua kekacauan yang telah kamu lakukan. Begitu banyak kesalahpahaman yang terjadi antara aku, dirimu dan orang-orang di sekitar kita. Kamu tahu sendiri berapa banyak luka yang telah kamu buat untuk semua orang, tapi selalu saja kamu ingin membela diri bahwa ini bukan maksudmu untuk melakukan hal ini dan dalihmu atas trauma dari masa lalu membenarkanmu untuk melakukan semua ini dan  membuat aku tersudut oleh kasih yang terlanjur diberikan. Aku tidak bisa mengukur seberapa banyak luka seberapa banyak kesedihan tapi aku harus meninggalkan semua kisah lama menutup semua tentangmu..walau begitu banyak hati  yang teriris karena aku begitu terlanjur mengasihi jiwa-jiwa lain di sekitarmu. Begitu perih saat kata-kata itu terluncur dari seseorang yang telah aku pasangkan kasihku untuknya "maafkan aku ibu", aku tidak ingin semakin terluka biar saja aku pergi seperti angin yang meniup perlahan menyapamu sehingga murkamu tidak lagi dikeluarkan, karena dirimu juga merasakan perih yang terlalu lama yang tidak ingin engkau sampaikan. Hanya saja engkau merasa pilu ketika sadar bahwa engkau tidak punya keberanian seperti aku untuk mengatakan TIDAK, tapi engkau melakukannya demi menjaga buah cintamu, itu membuktikan bahwa dirimu lebih beruntung bisa mendapatkan hatinya walau sampai di ujung nafasnya. Perlahan aku ingin mengeluarkan rasa sakit, marah dan dendam..doa-doa yang tidak seharusnya. Aku hanya ingin menyembuhkan diriku sendiri, kalau aku ingin bahagia tidak ada larangan untuk itu, karena aku berhak untuk semua itu dan ingin kukatakan juga semua orang juga berhak untuk mndapatkan bahagia.   Aku telah berusaha mempertahankanmu di saat-saat terakhir seandainya kamu mau merengkuh hatiku di saat itu tapi yang kamu lakukan adalah menusukkan pedang di sembiluku.. sehingga aku tahu aku tidak ingin terlalu lama berdiri disampingmu. Aku harus keluar dari mimpi buruk yang kamu ciptakan. Aku telah berjanji untuk mendoakanmu walau begitu sulit untuk melakukannya, maafku untuk membuat aku bisa melupakan semua ini. Pergilah dan jangan pernah lagi mengatakan dusta yang tidak berarti untukku lagi ataupun pada dunia. Aku akan berjalan dengan kelegaan karena telah memaafkanmu. Ini adalah cara terbaik yang harus kulakukan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline