Lihat ke Halaman Asli

Biar Kuceritakan Betapa Baiknya Dia

Diperbarui: 30 November 2022   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sudah kuazamkan sejak malam, hari ini aku akan pergi keluar, ke toserba. Untuk hanya sekedar keluar ke toserba saja aku harus memiliki niat yang benar-benar kuat. Selain untuk melawan rasa malas, ini tentang aku bagaimana nanti berhadapan dengan keramaian.

Keluar dari kamar kosan, tak lupa belajar untuk selalu melangkahkan kaki kanan terlebih dahulu saat keluar, dan membaca doa:

Bismillahi tawakkaltu 'alallahi wa laa haula wa laa quwwata illa billah

"Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."

Aku keluar sekitar pukul 12.30. Berjalan sendirian menyusuri jalanan, masih di jalan wilayah tempat indekosku. Lalu mulai menyusuri jalan raya. Tampak jau berbeda. Jalanan padat ramai, banyak orang berlalu lalang, kendaraan berlalu lintas.

Sulit bagiku untuk menyebrang jalan, sambil terus berjalan aku mencari tempat yang pas dan momen yang tepat yang kurasa hatiku yakin untuk menyebrang. Sepertinya sesulit inikah menyebrang bagiku? Dan alhamdulillah Allah berikan momen yang pas. Dan alhamdulillah berhasil. Allah mudahkan. Nampak terlihat biasa saja, atau mungkin seperti terksesan lebay untuk diceritakan. Tapi ini adalah kebaikan dari Allah untukku. Sangat berarti untukku.

Untuk sampai ke tempat yang kutuju aku memilih untuk jalan kaki saja. Untuk setidaknya bisa sedikit menghemat pengeluaran. Banyak angkot kubiarkan ia berlalu saja. Lagi pun jaraknya tidak sangatlah jauh, tidak seperti jarak antara aku dan ....., sudahlah.

Masih dalam perjalanan, rintik hujan mulai turun, sedikit-sedikit membasahi bumi. Lirihku dalam hati mohon pada Rabbku, biarkan aku sampai terlebih dahulu ke tempat tujuan, barulah biarkan hujan turun membasahi bumi jangan biarkan membasahiku.

Alhamdulillah, Allah lindungiku dari basahnya hujan. Begitu sampai di toserba, begitu pula hujan dengan bebasnya membasahi bumi. Baiknya Allah.

Tentang hujan, bukan aku tak menyukainya apa lagi membecinya. Malah aku sangat menyukainya. Ini adalah karunia dari Allah. Tapi kali ini aku tak ingin basah dibuatnya.

Menyusuri setiap rak yang berjajar, mencari apa yang hendak dibeli. Keranjang kecil yang kubawa tidak sampai penuh, langsung kuhampiri saja kasir. Hendak membayar apa saja yang telah kuambil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline