Saat scrolling instagram jariku terhenti lama pada sebuah tayangan video yang nampaknya menayangkan cuplikan dari sebuah film. Seorang wanita tengah berbicara kepada seorang pria. Perkataan yang diungkapkan oleh wanita tersebut yang membuat jariku terhenti, aku tertegun memikirkan setiap kata yang diucapkannya kemudian aku sendiri sebagai wanita mengiyakan perkataan itu. Kurang lebih seperti inilah kata-katanya:
"Wanita tak melupakan pria secepat kalian melupakan kami. Wanita mencintai melampaui batas. Kami tak berdaya. Satu-satunya hak istimewa wanita adalah mencintai paling lama. Mencintai bahkan saat harapan hilang. Mencintai karena tak punya pilihan."
Mungkin ada pula wanita yang tak sependapat denganku, tak sama mengiyakan perkataan ini. Atau mungkin ada pria yang juga tak setuju dengan kalimat pertama dalam ungkapan itu, hanya masing-masing pria yang dapat mengiyakan atau mengtidakkannya. Aku hanya mengiyakan terhadap ungkapan yang bersangkutan dengan wanita.
Aku akan berbicara tentang hati dan perasaan cinta wanita dari sudut pandangku sendiri sebagai wanita. Meski, sepertiya tak menutup kemungkinan juga ada kesamaan antara cinta wanita dan pria
Hati dan perasaan cinta wanita. Cinta bukanlah hal yang pantas untuk dipermainkan, kurasa kita sepakat terhadap hal itu. Dan wanita (aku) ketika ia sudah mencintai, maka ia akan sebenar-benarnya mencintai. Tak mudah baginya untuk menjatuhkan cinta pada sembarang pria. Karena ia tahu bahwa cinta bukanlah hal yang pantas untuk dipermainkan dan karena ia pun tak ingin dipermainkan.
Jika wanita (aku) sudah mencintai maka ia akan mencintai dengan sebenar-benarnya, sedalam-dalamnya. Hingga tak jarang hal ini sendiri yang membuat luka di hatinya. Ia sering dibuat tak berdaya oleh rasa cintanya sendiri. Karena cintanya adalah harapan juga baginya.
Cinta dan harapan. Cinta tumbuh beriringan dengan harapan. Namun kadang harapan ini lah yang lenyap terlebih dahulu. Adapun cinta itu masih bisa terus mengakar kuat.
Wanita (aku) berharap cinta dan orang yang dicintai bisa melangkah, hidup bersama hingga ke surga. Untuk bisa bersama dengan orang yang dicintai inilah harapannya dan ini yang seringkali lenyap terlebih dahulu.
Wanita (aku) ketika mencintai bukan hanya untuk satu atau dua hari, bukan harapan bisa bertahan satu tahun dua tahun, ada harapan lebih dari itu, cinta untuk seumur hidup hingga ke surga. Cinta untuk keseriusan. Namun keseriusan inilah yang seringkali berakhir sebagai harapan yang musnah.
Harapannya sudah musnah tapi bagaimana dengan cintanya? Cintanya masih mengakar sehingga hanya itulah pilihannya, masih mencintai.
Bagi wanita (aku), cinta dan harapan itu sama, sama pentingnya, sama kuatnya. Cinta dan harapan adalah keseriusan.