Masih terasa goncangan lobi kantor kemarin sore hingga membuat kepalaku berputar. Ku kira, kemarin hanyalah gejala vertigo yang kambuh, ah ternyata bukan! Kemarin ada gempa yang bersumber dari wilayah Sumur, Provinsi Banten dengan kekuatan magnitudo 6,7 SR, kekuatan yang besar untuk mengguncang dan membuah kepanikan masyarakat Jakarta, terutama para karyawan yang sedang bekerja di gedung-gedung pencakar langit! Aku cukup beruntung sudah turun ke lobi dari lantai 11 gedung tinggi itu.
Meskipun kekuatan magnitudo kemarin cukup besar dan menghebohkan Jakarta, syukurnya tidak berpotensi tsunami, apa jadinya jika musibah kembali datang dengan tsunami di tengah kondisi pandemi sekarang ini? Mendengar sayup-sayup potensi tsunami saja, aku sudah ngeri dan langsung terbayang pada peristiwa Tsunami Aceh Desember 2004 silam, bertepatan dengan tragedi kecelakaan motor yang aku alami, hingga harus melakukan operasi kepala dan melakukan perawatan di rumah sakit selama berhari-hari. Kejadian serupa pun berulang, aku kembali mengalami kecelakaan motor pada bulan yang sama, Desember 2015.
Ada banyak hal tidak terduga dalam segala aktivitas yang kita jalani sehari-hari, mulai dari risiko kecelakaan, sakit, wabah penyakit seperti Covid-19 dan juga bencana alam. Tentu, aku tak mau mengulangi kesalahan Desember 2004 dan 2015 lalu, mengalami musibah kecelakaan sekaligus harus menjual sebidang tanah sawah untuk biaya operasi dan perawatan rumah sakit! Itu namanya sudah jatuh tertimpa tangga pula! Karena sudah menjadi pekerja, aku berusaha untuk mencapai kemandirian finansial dan banyak membuka diri dengan edukasi-edukasi finansial termasuk juga diantaranya mengurangi risiko keuangan dengan melindungi diri kita menggunakan proteksi asuransi.
Setelah berusaha mengenali dan mencari tahu konsep untung rugi, tabungan versus investasi dan kebutuhan-kebutuhan perlindungan saat terjadi musibah selama beberapa tahun, akhirnya aku sampai pada titik mengiyakan dan aku menyadari pentingnya asuransi, dan melihat asuransi bukan sebagai tabungan yang bisa kita ambil dengan jumlah yang sama saat masa polis asuransi selesai. Aku sudah memutar mindset ku tentang asuransi sebagai investasi masa depan untuk mengurangi risiko keuangan saat terjadi musibah, terlebih asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Kepemilikan asuransi kesehatan dapat menutupi kebutuhan-kebutuhan biaya rumah sakit selama masa perawatan. Sedangkan kepemilikan asuransi jiwa, sangat penting dimiliki pencari nafkah dalam keluarga. Manakala pencari nafkah meninggal dunia, sehingga dapat meninggalkan bekal klaim asuransi untuk keberlangsungan hidup anggota keluarga yang ditinggalkan.
Di masa pandemi Covid-19, kebiasaan kita berubah dratis, menggeser hampir semua aktivitas kita ke ranah online, ke ranah digital. Mau tidak mau kita semua harus bisa beradaptasi dengan new normal culture tersebut! Jujur, dari sudut pandang positif, aku melihat banyak kemudahan dan keuntungan dari new normal culture yang serba online. Kepraktisan, kemudahan dan akses tanpa batas menjadi hal baru dan baik yang berkelindan dan menjadi kebiasaan sehari-hari, termasuk soal urusan belanja kebutuhan pokok hingga pembelian asuransi online, baik asuransi kesehatan online, asuransi jiwa online maupun asuransi umum online lainnya.
Menurutku layanan asuransi online ini lebih baik, lebih praktis dan tidak membebani bagi calon nasabah, karena dengan mudah dan sangat fleksibel kita bisa menelusuri segala macam tawaran layanan asuransi online yang tersedia, tanpa harus canggung dan rikuh menanyakan atau pun berusaha menghindari sales asuransi. Dengan asuransi online pun semakin meningkatkan literasi calon nasabah terhadap product knowledge masing-masing asuransi yang dibutuhkan dan sesuai dengan ketersediaan budget yang dimiliki, sehingga pemilihan dan pembelian asuransi online pun bisa Lebih OptimAll.
Dengan layanan asuransi online kita bisa melakukan pembelian asuransi tanpa perlu melakukan tatap muka dengan sales, proses registrasinya pun sangat cepat hanya beberapa menit, polis pun dikirimkan dalam bentuk elektronik kepada nasabah melalui email, biasanya layanan asuransi online juga menyediakan aplikasi yang bisa kita gunakan untuk memantau kepemilikan polis asuransi, konsultasi dan klaim asuransi. Allianz OptimAll menjadi salah satu layanan asuransi online yang memberikan kemudahan-kemudahan semacam itu, plus banyaknya pilihan metode pembayaran online yang ditawarkan mulai dari penggunaan virtual account, kartu kredit dan pembayaran-pembayaran digital yang banyak digandrungi generasi milenial sekarang ini. Salah satu penawaran layanan asuransi online dari Allianz OptimAll yang aku suka adalah, preminya mulai dari Rp 200 ribuan per tahun! Sangat-sangat terjangkau yaa, dan recommended untuk dicoba bagi kalangan first-time insurance buyer agar memilikiki pengalaman dan merasakan manfaat dari kepemilikan asuransi online. Layanan konsultasi dokter online pun bisa kita dapatkan loh dengan kepemilikan asuransi online Allianz OptimAll. Yuk mulai lindungi risiko keuangan kita di masa depan, for a happier life tanpa harus menjalani drama-drama ekonomi di saat terkena musibah seperti yang ku alami sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H