Lihat ke Halaman Asli

KKN 38 UMD: Bangun Branding Kopi Piramid Kritik dan Saran oleh Saudia Yordan Kepala Kecamatan Curahdami

Diperbarui: 20 Februari 2023   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Pak Camat, Bu Kades, dan DPL (Dokpri)

Bondowoso 14 Februari 2023 -- Dalam surat keputusan yang dikeluarkan oleh LP2M Unej menyebutkan bahwa akan digelarnya upacara penarikan mahasiswa KKN dari masing-masing desa. Sesuai dengan SK tersebut maka kelompok KKN Kecamatan Curahdami juga melakukan upacara penarikan Mahasiswa KKN pada 14 Februari 2023 di balai Kecamatan Curahdami yang dihadiri oleh Bapak Kecamatan R. Saudia Yourdan I.T., S.STP, Bapak Ibu Kepala Desa dari 5 Desa yang disinggahi kelompok KKN Kecamatan Curahdami. Kegiatan ini dimulai dengan adanya sambutan oleh Koordinator Kecamatan yakni Angga Hanura Bhakti, dalam sambutannya ia mengucapkan terimakasih atas segala respon positif yang diberikan oleh Bapak Kecamatan hingga para Kepala Desa dan perangkat desa setempat. Kemudian dilanjutkan oleh sambutan oleh bapak Saudia Yordan ia menyampaikan rasa terimakasih atas antusias dan kreatifitas ide-ide baru yang diberikan mahasiswa KKN kepada Desa. Dalam sambutan singkatnya beliau memaparkan bahwa harapan kedepannya KKN tematik ini dilakukan dengan dengan durasi waktu yang cukup lama agar setiap program kerja yang dirintis oleh mahasiswa dapat terlaksana dengan rencana dan pengaplikasian yang lebih matang.

Baca Juga: KKN UNEJ Membangun Desa Kelompok 38 Desa Curahpoh Mendirikan Bank Sampah di Dusun Lumbung

Setelah acara sambutan selesai barulah tiba pada acara expo yang dimeriahkan dengan produk-produk hasil program kerja yang dilakukan pada masing-masing desa. Expo yang dilakukan oleh kelompok KKN 38 Curahpoh menampilkan output Kopi Curahpoh, produk ini sempat menjadi perhatian oleh bapak Saudia Yordan "Dalam penyebutan produk itu harus unik, coba namanya diubah menjadi KOPIRAMID biar orang yang melihat atau mendengar jadi penasaran." Ujarnya setelah presentasi produk yang dilakukan oleh Muhammad Syauqi Athif, salah satu anggota kelompok 38. Syauqi dan kelompok 38 berkesempatan untuk maju dan memaparkan produk kopi Curahpoh yang dikemas dengan packaging dan branding. Sehingga khalayak akan lebih mengenal produk kopi khas lereng Gunung Piramid ini.

Presentasi Produk Kopi oleh Kelompok 38 (Dokpri)

"Jadi, kami mengambil produk berupa Kopi Piramid ini dengan beberapa pertimbangan yakni produk kopi dapat bertahan lama di suhu ruang juga dapat dibawa keluar kota tanpa takut basi. Jika tape dan juga susu, keduanya merupakan produk yang dihasilkan oleh perseorangan bukan usaha dari mayoritas warga. Kami pilih kopi ini yang termasuk dari jenis kopi Robusta dengan cita rasa yang khas, rasanya cenderung ke dark chocolate rasa tersebut akan lebih terasa apabila disangrai medium dan diperhatikan kadar airnya selama pengolahan kopi. Warga hanya mengolah kopi ini menjadi olahan kopi Tubruk, yang disangrai hingga berwarna gelap, sedangkan jika dalam dunia perkopian diluar sana, kopi ini akan menjadi beberapa olahan lainnya seperti Espresso dan lain-lain. Teknik pengolahan kopi yang masih basic juga membuat kami ingin mengelola Kopi Piramid ini menjadi kopi yang layak di edarkan di kafe-kafe baik di Bondowoso maupun diluar kota. Sehingga usaha kopi rakyat di Desa Curahpoh menjadi lebih terkenal." Ujar Uqik sapaan akrab presentator selama presentasi expo dihadapan DPL, Pak Camat, Bu Kades, juga Perangkat Desa pada acara penarikan Senin lalu.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline